IHRAM.CO.ID,MENTOK -- Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, berupaya menumbuhkan perajin kain tenun dari generasi muda.
"Penenun yang masih aktif saat ini dari kalangan generasi tua atau sudah sepuh, kami akan terus berupaya agar generasi muda bisa mencintai budaya lama ini agar tidak punah," kata Kepala Bidang Industri Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat Agus Setyadi di Mentok, Babel, Jumat (11/12).
Berbagai upaya sudah dilakukan, seperti pelatihan menenun tradisional, penggunaan alat tenun bukan mesin, dan bantuan alat dan fasilitasi pemasaran untuk mendorong pelaku usaha semakin berkembang.
"Saat ini, kami juga sedang melakukan pendampingan kepada para ibu muda untuk membuat motif benang untuk bahan tenun atau yang biasa disebut pelimaran," katanya.
Pendampingan yang dilakukan dengan mendatangkan langsung praktisi tenun dari Palembang, Sumatera Selatan itu diharapkan mampu meningkatkan keterampilan para pelaku yang baru mulai merintis usaha.
Ia menjelaskan, selama ini bahan baku benang motif atau limar didatangkan dari Palembang dengan harga cukup tinggi, yaitu sekitar Rp350.000 untuk kebutuhan satu lembar kain.
Melalui pelatihan tersebut diharapkan ke depan para pelaku bisa membuat benang motif sendiri dan tentunya akan menurunkan modal usaha.
"Kain tenun cual mentok selama ini dijual dengan harga cukup tinggi, sekitar Rp3,5 juta per lembar kain, karena bahan baku mahal dan proses pengerjaan memakan waktu sekitar tiga bulan untuk satu setelan kain bawahan dan atasan," katanya.
Dengan adanya pelatihan yang diikuti sekitar 20 orang yang sebagian besar adalah ibu-ibu muda tersebut diharapkan ke depan terjadi regenerasi dan tenun tradisional Mentok bisa terjaga kelestariannya.
"Sebagai tahap awal, mereka masih berlatih membuat pola motif lungsi sederhana, namun ke depan kami harapkan semakin berkembang dan bisa membuat pola-pola motif tradisional yang terkenal rumit," katanya.
Menurut dia, dengan menjaga pola motif tradisional diyakini akan memiliki daya saing tinggi, baik di pasar nasional maupun internasional. "Pola motif tenun tradisional Mentok sangat khas dan unik, kami optimistis jika itu bisa dijaga dan dikembangkan dengan kreasi baru akan mampu bersaing dengan kain daerah lain," katanya.