Ahad 20 Dec 2020 07:38 WIB

Warga Israel Hancurkan Ribuan Pohon Zaitun Petani Palestina

Israel hancurkan ribuan pohon zaitun petani Palestina

Penghancuran pohon zaitun oleh warga Israel di Palestina
Foto:

Penderitaan para petani berlipat ganda karena pemukim Yahudi memotong pasokan air ke desa Madama dan kebun anggrek.

"Ketika para pemukim ekstremis menyerang kami, tentara mendukung mereka dengan menembaki dan menangkap petani Palestina,” kata dia.

Rumah Shawqi telah diserang oleh para pemukim Yitzhar selama bertahun-tahun secara terus menerus sepanjang malam hari.

"Mereka melakukan ini untuk mengambil alih tempat kami dan memaksa kami meninggalkan daerah itu," kata petani Palestina, yang berkali-kali melarikan diri setelah diserang pemukim dan tentara Israel.

Akibatnya, petani Palestina tidak lagi berani mengunjungi kebun anggreknya sendirian.

Mereka pergi ke ladang secara kelompok dengan senjata perisai untuk melindungi diri dari batu.

“Para pemukim juga mencuri buah. Mereka menebang pohon dan mencuri peralatan tani untuk menyasar sumber penghidupan kami,” tambah Shawqi.

Menurut Nazeh Fkhaida, direktur Departemen Dokumentasi Kerusakan Pertanian Palestina, jumlah total pohon yang tumbang, dibakar, atau diracuni secara kimiawi oleh para pemukim Israel sejak 2010 telah mencapai 101.988, dengan nilai kerugian USD47 juta atau hampir Rp670 miliar.

Pemimpin agama Yahudi ultra-radikal seperti Neseam Moufel dan Shlomo Retsaken tercatat telah mengeluarkan dekrit yang mewajibkan pemukim mencabut pohon zaitun milik warga Palestina.

 

-Covid-19 dorong LSM bantu petani

Pada 2006, Palestinian Grassroots Anti-Apartheid meluncurkan sebuah proyek mendukung para petani, yang terkena pelanggaran ini.

Setiap tahun mulai 16 September, mereka meluncurkan program selama sebulan untuk membantu dan melindungi petani selama panen.

Mereka juga membantu selama musim tanam mulai November hingga akhir Maret dengan mendatangkan relawan dari universitas dan sektor lainnya.

Tetapi bantuan ini terdampak akibat merebaknya pandemi Covid-19.

“Kami membentuk banyak komite di desa-desa untuk melindungi para petani, mendokumentasikan pelanggaran, dan mengambil kembali lahan [yang diambil pemukim],” kata Qasem Awwad, kepala departemen dokumentasi aliansi LSM.

LSM lain, Persatuan Komite Pekerjaan Pertanian (UAWC) telah membantu 44 petani menanam lebih dari 5.000 pohon zaitun selama dua bulan terakhir di pinggiran Nablus.

“Divisi hukum kami mendokumentasikan semua laporan pelanggaran setiap bulan, mengikutinya secara legal dengan mitra kami dan organisasi hak asasi manusia internasional,” kata Moyaad Bsharat, kepala proyek di UAWC.

“Kami memperkirakan lebih dari 2 juta pohon telah tumbang sejak 1967. Pelanggaran tidak pernah berhenti,” kata Bsharat.

Dan jika semua ini tidak cukup, kawasan industri di Burkan membuang residu kimianya langsung ke ladang zaitun di dekat desa Salfit, sehingga dapat merusak tanaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement