IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Pandemi Covid-19 membuat Prof. Zubairi Djoerban terkenang saat dirinya menemukan kasus AIDS pertama di Indonesia pada 1983. Pakar penyakit HIV/AIDS dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang kini menjabat ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia ini menyebut, pemerintah saat itu menyangkal keberadaan kasus AIDS karena Indonesia negara berbudaya dan agamis.
Padahal, menurut Prof. Zubairi, HIV/AIDS tidak ada hubungannya dengan kultur dan agama. Sementara itu, ketika Covid-19 sudah masuk Indonesia, pemerintah juga sempat menyangkalnya.
Bagaimana dengan potensi masuknya virus corona penyebab Covid-19 yang telah bermutasi (N501Y) ke Indonesia? Prof. Zubairi menyebut, potensinya besar mengingat varian baru itu telah menyebar ke negara tetangga, yakni Singapura dan Australia, setelah muncul di Inggris Desember ini.
"Potensi masuk Indonesia besar. Di Australia, Singapura sudah ada," kata pakar kesehatan yang akrab disapa Prof. Beri ini kepada Ihram.co.id, Sabtu (26/12).
Dalam cicitannya di Twitter, Prof. Zubairi menyebut, varian baru itu sebetulnya sudah ada sejak 20 September silam. Akan tetapi, Inggris baru mengonfirmasikannya pada Desember.
Saya mau bicara soal varian baru virus korona, yang sebenarnya sudah ada dari 20 September silam, tapi baru disadari beberapa hari lalu. Varian baru ini bernama N501Y dan punya kemampuan infeksi yang lebih tinggi. Lebih mudah menular 70 persen. Terutama kepada anak-anak.
— Prof. Zubairi Djoerban (@ProfesorZubairi) December 25, 2020