IHRAM.CO.ID, DHAKA -- Sebanyak tujuh kapal angkatan laut Bangladesh yang membawa 1.804 pengungsi Rohingya tiba di pulau terpencil, sebuah tempat baru bagi pengungsi Rohingya meskipun ada kekhawatiran di antara kelompok hak asasi manusia akan keselamatan para pengungsi Rohingya.
Seperti dilansir Iqna.ir pada Rabu (30/12), Mlmenurut pejabat pemerintah Bangladesh, Mohammed Khurshed Alam Khan ketujuh kapal itu mencapai pulau Bhashan Char yang berjarak 21 mil dari daratan atau setelah empat jam perjalanan dari kota pelabuhan Chittagong. Khan mengatakan pihak berwenang di pulau itu menerima 433 pria, 523 wanita dan 848 anak-anak.
Pihak berwenang Bangladesh menegaskan semua pengungsi Rohingya bersedia direlokasi dan tidak ada tekanan pada para pengungsi Rohingya. Tetapi beberapa kelompok hak asasi manusia dan aktivis mengatakan bahwa beberapa pengungsi terpaksa ikut direlokasi. Ini merupakan kelompok kedua pengungsi Rohingya yang dipindahkan dari kamp-kamp padat yang kumuh di distrik Cox's Bazar ke pulau itu. Pihak berwenang Bangladesh mengirim kelompok pertama sebanyak 1.642 pada 4 Desember meskipun ada seruan kelompok hak asasi manusia untuk menghentikan tindakan itu.
Komandan angkatan laut Laksamana Muda Md Mozammel Haque mengatakan jumlah pengungsi yang bersedia bergabung dengan relokasi tahap kedua melebihi ekspektasinya. Dia mengatakan pihak berwenang pada awalnya mengharapkan untuk merelokasi sekitar 1.200 pengungsi, namun ternyata ada 1.804 memilih untuk direlokasi.
Pulau Bhashan Char tanpa penghuni. Pulau itu terendam oleh hujan monsun tetapi sekarang memiliki tanggul pelindung banjir, rumah, rumah sakit dan masjid yang dibangun dengan biaya lebih dari 112 juta dolar (£ 83 juta) oleh angkatan laut Bangladesh.
Fasilitas pulau itu dirancang untuk menampung 100 ribu orang, hanya sebagian kecil dari jutaan Muslim Rohingya yang melarikan diri dari gelombang penganiayaan di negara asalnya Myanmar dan saat ini tinggal di kamp-kamp di Cox's Bazar.
Badan bantuan internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menentang relokasi sejak pertama kali diusulkan pada 2015, karena dikhawatirkan badai besar dapat menyapu pulau itu dan membahayakan ribuan nyawa.
PBB juga menyuarakan keprihatinan bahwa pengungsi Rohingya diizinkan untuk membuat keputusan yang bebas dan terinformasi tentang apakah akan pindah.
Amnesty International dan Human Rights Watch mendesak pemerintah Bangladesh membatalkan rencana tersebut. Seorang menteri kabinet berpengaruh dan sekretaris jenderal partai yang berkuasa, Obaidul Quader, mengatakan bahwa Rohingya dipindahkan ke pulau itu karena pemulangan mereka ke Myanmar telah ditunda. Dia mengatakan pengungsi yang sebelumnya dibawa ke Bhashan Char telah menyatakan kepuasannya.