Rabu 30 Dec 2020 12:54 WIB

Hikmah Berbaurnya Manusia Saat Ibadah Haji

Persaudaraan Islam dalam ibadah haji

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Subarkah
Wukuf di Arafah tagun 1935.
Foto: gahetna.nl
Wukuf di Arafah tagun 1935.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA --Ibadah haji banyak mengandung hikmah, terutama bagi jamaah dan orang tempatan di Makkah dan Madinah. Dalam ibadah haji, Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi mengatakan, ibadah haji merupakan sarana yang paling baik untuk menciptakan persamaan antara seluruh lapisan masyarakat yang berbeda-beda di seluruh dunia.

Pada saat haji, orang kaya dan orang miskin, pengusaha dan rakyat, orang ajam dan orang Arab, orang Turki dan orang Cina dan sebagainya semuanya dalam keadaan satu, yaitu memakai pakaian yang sama dan melakukan kesibukan yang sama sampai batas waktu yang ditentukan.

"Haji adalah kesempatan yang paling bagus untuk menciptakan persaudaraan, kasih sayang, hubungan, perkenalan dan persatuan antara seluruh orang Islam di seluruh dunia," kata Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Amal.

Pada waktu haji orang-orang bersemangat menyebarkan Islam hendaknya bangkit untuk membelikan dan menerangkan pentingnya perintah-perintah agama. Dan orang-orang tempatan merasa memiliki kewajiban untuk menjamu orang-orang yang datang dari luar dan berusaha agar tumbuh di dalam diri mereka semangat keagamaan.

 

Sehingga, kelemahan atau kemalasan dalam mengamalkan agama akan hilang dari sisi mereka. Begitu juga orang-orang yang datang dari luar hendaknya menghargai bantuan dan pertolongan orang-orang tempatan itu.

"Dengan cara itu agama akan cepat tersebar," katanya.

Dalam ibadah haji bercampur baunya orang kaya dengan orang miskin adalah sesuatu yang sangat dihendaki. Karena dengannya akan hilang sifat angkuh dan takabur dari diri orang kaya dan di lain pihak akan tumbuh di dalam diri orang miskin rasa percaya diri.

"Bercampur baurnya orang kaya dengan orang miskin terwujud secara sempurna di dalam ibadah haji," katanya.

Menurut Syekah Zakariyya, pada saat haji orang-orang kaya akan memerlukan orang miskin di dalam memenuhi keperluan keperluan badaniahnya. Karena mereka akan merasa kesulitan misalnya bila harus memasak makanan sendiri, mengangkat barang sendiri, dan menyiapkan segala keperluan perjalanan.

"Tidak sebaliknya, orang-orang miskin akan memerlukan orang-orang kaya dalam memenuhi keperluan keperluan yang ada hubungannya dengan keuangan," katanya.

Pada momen inilah, antara satu dengan yang lainnya saling memerlukan, maka bercampurnya antara orang kaya dan orang miskin terkadang bukan hanya menyebabkan perkenalan di antara mereka, akan tetapi juga menumbuhkan kasih sayang dan persahabatan di antara mereka.

"Jadi, itu bisa dilihat secara sempurna di dalam perjalanan haji," katanya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement