IHRAM.CO.ID, ANKARA -- Pameran halal virtual pertama di dunia, E-Halal Expo, berakhir Rabu (30/12). Pameran ini sebelumnya sempat diperpanjang sepekan karena permintaan yang tinggi.
Acara ini menawarkan wadah yang luas bagi pengunjung, pedagang, pembeli, pelopor sektor halal, maupun investor dari seluruh dunia untuk mempromosikan karya, produk, dan layanan mereka.
Diadakan di situs internet www.e-halalexpo.com, pameran ini dihadiri oleh 50 perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman, kosmetik, perhotelan, farmasi dan kesehatan, pariwisata dan pariwisata kesehatan, keuangan, media, serta tekstil.
Pameran tersebut menarik perhatian besar dengan partisipasi 4.500 pengunjung virtual dan peserta dari 55 negara. Acara ini awalnya direncanakan berlangsung selama empat hari, dari 21 Desember hingga 24 Desember. Tetapi, mengingat tingginya respon dan permintaan, kegiatan diperpanjang satu pekan hingga 30 Desember.
Ketua perusahaan penyelenggara kegiatan, Discover Events, Yunus Ete, mengatakan pihaknya telah mengembangkan platform acara daring yang memberikan kehidupan baru dalam bentuk perdagangan. Platform itu juga berkontribusi pada perekonomian meskipun ada wabah Covid-19.
“Kami telah melayani sektor pameran sejak 2006. Perusahaan yang baik selalu menjadi yang pertama menerapkan pendekatan futuristik. Penting untuk beradaptasi dengan semua jenis perkembangan yang akan menarik minat dan manfaat peserta, serta menciptakan platform bisnis internasional yang kokoh,” kata Ete dilansir di Daily Sabah, Kamis (31/12).
Platform ini memungkinkan perusahaan komersial untuk bertemu dan berinteraksi dengan pelanggan mereka melalui berbagai opsi interaksi, seperti Skype, WhatsApp dan Zoom.
E-Halal Expo menyediakan tempat pekan raya utama, ruang pameran, serta stand realistis yang dapat dikunjungi menggunakan kamera 360 derajat. Ete mengatakan acara tersebut menunjukkan betapa pentingnya mengakses makanan, produk, dan layanan halal di dunia. Terlebih untuk saat ini, di mana kesehatan dan nutrisi lebih penting dari sebelumnya.
Dia mencatat jika produk dan layanan bersertifikat halal tidak hanya disukai oleh konsumen Muslim tetapi juga non-Muslim. Mereka adalah pihak yang ingin mencari makanan sehat serta dapat diandalkan.
Menurut data 2018-2019, pasar ekonomi Islam bernilai 2,1 triliun dolar AS. Ete menyebut pada 2023 diharap angka ini mengalami kenaikan hingga 3 triliun dolar AS.
Keuangan Islam atau syariah memiliki pangsa pasar 2,4 triliun dolar AS, dengan pasar makanan halal bernilai 1,3 triliun dolar AS. Di sisi lain, pariwisata halal bernilai 177 miliar dolar AS, mode pakaian sederhana atau Muslim 270 miliar dolar AS, media halal 209 miliar dolar AS, obat halal 87 miliar dolar AS, serta kosmetik halal 61 miliar dolar AS.
https://www.dailysabah.com/business/economy/worlds-1st-virtual-halal-fair-ends-on-high-note