IHRAM.CO.ID,JEMBER -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga tomat dan cabai memicu terjadinya laju inflasi pada Desember 2020 di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sebesar 0,36 persen, dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 105,49 persen.
"Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi bulan Desember 2020 yakni tomat, cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, shampo, dan telur ayam ras," kata Kasi Statistik Distribusi BPSJember Candra Birawa dalam konferensi pers yang digelar secara daring di Kantor BPS setempat, Senin (4/1).
Dari sebelas kelompok pengeluaran, ia menambahkan, lima kelompok pengeluaran tercatat menyumbang inflasi, empat kelompok pengeluaran mengalami deflasi, dan dua kelompok pengeluaran stabil.
Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,23 persen, sedangkan kelompok yang mengalami inflasi terendah adalah kelompok penyedia makanan, dan minuman/restoran sebesar 0,06 persen.
"Selama 2020, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah rokok kretek filter, emas perhiasan, tarif air minum PAM, nasi dengan lauk, dan cabai merah," katanya.
Kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi terbesar adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,41 persen, sedangkan kelompok yang mengalami deflasi terkecil adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,02 persen.
Dalam kesempatan ini, ia juga menyampaikan, inflasi tahunan (year on year) Kabupaten Jember pada 2013 sampai dengan 2020 secara umum lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi Jawa Timur dan nasional.
Meski demikian, inflasi dari tahun ke tahun Kabupaten Jemberpada 2020 tercatat sebesar 2,08 persen, atau lebih tinggi inflasi tahun ke tahun Jawa Timur sebesar 1,44 persen.
Berdasarkan catatan BPS, inflasi tahunan tertinggi Kabupaten Jember terjadi pada 2014 sebesar 7,52 persen dan inflasi tahunan terendah terjadi pada 2016 sebesar 1,93 persen.
Sementara itu, inflasi Desember 2020 pada delapan kota IHK di Jawa Timur tercatat semua mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,71 persen, diikuti oleh Kota Surabaya0,50 persen, Kota Madiun dan Kota Probolinggo masing-masing 0,47 persen.
Selanjutnya, Kabupaten Banyuwangi0,43 persen; Kabupaten Jember0,36 persen, Kota Malang 0,34 persen; dan inflasi terendah terjadi di Kota Kediri0,28 persen. Secara keseluruhan, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,46 persen.