IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi membuat keputusan membuka kembali perbatasan wilayahnya dengan Qatar, baik melalui darat, laut, maupun udara, Senin (4/1). Keputusan ini diambil sebagai bentuk terobosan kesepakatan yang bertujuan mengakhiri perselisihan diplomatik tiga tahun dengan Doha.
Kesepakatan penuh atas akhir perselisihan ini diharapkan akan ditandatangani pada Selasa (5/1), dalam pertemuan puncak tahunan para pemimpin Dewan Kerjasama Teluk (GCC) di kota AlUla, Barat Laut Saudi. Kegiatan ini dihadiri oleh Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani.
Dilansir di Arab News, Selasa (5/1), kuartet Anti-Teror, yakni Arab Saudi, UEA, Mesir dan Bahrain, sebelumnya diberitakan memberlakukan embargo diplomatik, perdagangan dan perjalanan terhadap Qatar pada Juni 2017.
Upaya mediasi baru-baru ini dipimpin oleh Emir Kuwait, Sheikh Nawaf Al-Sabah. Menteri Luar Negeri Kuwait, Sheikh Ahmad Al-Sabah, menyebut berdasarkan usulan Syekh Nawaf, disepakati untuk membuka batas wilayah antara Kerajaan Arab Saudi.
Penasihat khusus Gedung Putih Jared Kushner, diperkirakan akan terbang ke Kerajaan Saudi untuk menyaksikan penandatanganan kesepakatan itu. Ia datang bersama dengan utusan Timur Tengah AS, Avi Berkowitz, serta Brian Hook selaku penasihat khusus Departemen Luar Negeri.
"Kami memiliki terobosan untuk keretakan Dewan Kerjasama Teluk," kata seorang pejabat senior pemerintahan Trump.
Berdasarkan perjanjian yang muncul, keempat negara akan mengakhiri blokade Qatar. Sebagai gantinya, Qatar tidak akan mengajukan tuntutan hukum terkait blokade tersebut.
"Pada penandatanganan nanti, kepemimpinan dari Dewan Kerjasama Teluk ditambah Mesir akan berkumpul untuk menandatangani kesepakatan, yang akan mengakhiri blokade dan mengakhiri tuntutan hukum Qatar," lanjut pejabat itu.
Ia menilai langkah ini akan menjadi sebuah terobosan besar, dengan dicabutnya blokade. Kesepakatan ini juga disebut akan memungkinkan perjalanan antar negara maupun pertukaran barang, yang mengarah pada lebih banyaknya stabilitas di kawasan Teluk.
Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, mengatakan kebijakan Kerajaan didasarkan pada pendekatan tegas guna mencapai kepentingan nasional GCC dan negara-negara Arab, serta mencapai keamanan dan stabilitas.
"KTT GCC akan menjadi KTT inklusif, bersatu dalam barisan dan fokus pada kemakmuran dalam hal reunifikasi dan solidaritas guna menghadapi tantangan di kawasan kita," kata putra mahkota.