IHRAM.CO.ID, MADRID -- Selama beberapa tahun terakhir, jumlah Muslim Latin telah tumbuh secara signifikan di Amerika Serikat (AS). Menurut Pew Research Center, jumlah Muslim yang tinggal di AS meningkat dari 2,5 juta menjadi 3,5 juta dari 2007 hingga 2017. Sekitar seperempat juta dari mereka adalah orang Latin.
Seorang influencer media sosial, Yasemin Kanar adalah salah satu Muslim Latin yang terlihat di Miami. Setelah memeluk Islam, ia juga mengenakan hijab.
Dia memulai pengalamannya sebagai wanita Muslim yang terlihat di toko roti Vicky di Miami Gardens selama sekolah menengah. Dia masuk ke tempat kerjanya dengan hijab lengkap, yang membuat banyak rekan kerjanya tercengang.
“Butuh beberapa saat bagi orang untuk terbiasa dengan itu, tetapi semua orang sangat baik kepada saya,” kata Kanar dilansir dari About Islam, Selasa (5/1).
“Begitu kami mulai berbicara satu sama lain dalam bahasa Spanyol, kami berada di halaman yang sama," lanjutnya.
Kanar saat ini telah berusia 30 tahun, telah menikah, dan menjadi seorang ibu dari dua anak. Sebagai seorang influencer dengan saluran YouTube populer, Kanar kerap berbagi bagaimana dia menata hijabnya dengan teman dekat dan keluarganya. Tapi akhirnya, dia mulai menerima pesan dari gadis-gadis Kuba mengenai pertanyaan tentang Islam.
"Ketika (orang Kuba) pertama kali melihat saya, mereka tidak pernah berpikir bahwa saya orang Kuba atau bahwa saya dapat berbicara bahasa Spanyol sehingga mereka melihat saya seperti orang luar," katanya.
"Ketika mereka mengetahui bahwa saya dapat berbicara bahasa Spanyol, itu seperti mereka dapat berhubungan dengan saya pada tingkat yang baru dan hijab saya tidak penting lagi. Saya salah satu dari merek," tambahnya.
Pada 2009, hanya 1 persen Muslim yang diidentifikasi sebagai Hispanik. Kemudian pada 2018, angkanya naik mencapai 7 persen. Menurut laporan tahunan ISPU "Polling Muslim Amerika : Memprediksi dan mencegah Islamafobia," ada 250 ribu Muslim Latin di Amerika Serikat, menurut Islam di Spanyol.
“Itu adalah pertumbuhan 700 persen dalam waktu kurang dari 10 tahun, dan tidak ada kelompok lain yang tumbuh pada tingkat ini,” kata Dalia Mogahed, direktur penelitian institut tersebut, menulis dalam email tentang penelitian tersebut.
Sebagai hasil dari lonjakan ini, masjid mulai menambahkan Alquran dengan terjemahan bahasa Spanyol ke rak buku mereka. Pemimpin komunitas juga melibatkan anggota komunitas dalam program dwibahasa.
“Bahasa sudah ada sejak bertahun-tahun lalu, dan Anda akan melihat banyak kesamaan antara bahasa Spanyol dan Arab,” kata Wilfredo Ruiz, direktur komunikasi Dewan Hubungan Amerika-Islam cabang Florida dan seorang mualaf Latin.
“Mungkin itu alasan lain mengapa banyak orang Latin merasakan hubungan dengan bahasa Arab dan Islam," tambah Ruiz.