IHRAM.CO.ID, CANBERRA -- Indonesia harus memastikan Abu Bakar Ba'asyir tidak memicu lebih banyak kekerasan ketika dia dibebaskan dari penjara minggu ini. Pernyataan ini dikatakan Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne pada Selasa (5 Januari).
Seperti dilansir CNA, Abu Bakar Ba'asyir dipenjara pada tahun 2011 karena terkait dengan kamp pelatihan militan di provinsi Aceh, Indonesia. Dia dianggap sebagai pemimpin spiritual jaringan Jemaah Islamiyah (JI) yang terkait dengan al Qaeda, yang dituduh mengatur pemboman klub malam di pulau liburan Bali.
"Kedutaan kami di Jakarta telah menjelaskan keprihatinan kami bahwa orang-orang seperti itu dicegah untuk menghasut orang lain untuk melakukan serangan di masa depan terhadap warga sipil yang tidak bersalah," kata Payne dalam sebuah pernyataan.
Ba'asyir, 82, membantah terlibat dalam bom Bali. Seorang pengacara untuk Bashir tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang pembebasannya, yang dijadwalkan pada hari Jumat.
Bom Bali menewaskan lebih dari 200 orang, di antaranya puluhan warga Australia. Operator JI juga dituduh mengatur serangan terhadap hotel JW Marriott di Jakarta yang menewaskan 12 orang pada tahun 2003.
Seorang anggota senior JI diyakini telah membuat bom untuk kedua serangan tersebut. Payne mengatakan Australia telah memberi tahu Indonesia untuk memastikan dia tidak lagi berbahaya bagi orang lain.