Rabu 06 Jan 2021 21:09 WIB

Penjualan Kedelai Mengalami Penurunan Akibat Kenaikan Harga

Untuk saat ini setiap pembelian konsumen tidak lebih dari 1 kg.

Penjualan Kedelai Mengalami Penurunan Akibat Kenaikan Harga (ilustrasi)
Foto: MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA
Penjualan Kedelai Mengalami Penurunan Akibat Kenaikan Harga (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,SOLO -- Penjualan kedelai oleh masyarakat kepada sejumlah pedagang di Kota Solo mengalami penurunan akibat kenaikan harga yang cukup signifikan.

"Dulu sebelum ada kenaikan harga saya bisa jual 25 kg, sekarang paling hanya terjual 5 kg/hari," kata salah satu pedagang kedelai Wiwin di Pasar Gede Solo, Rabu (6/1).

Bahkan sebelum kenaikan harga, dikatakannya, satu konsumen bisa membeli kedelai hingga 5 kg. Namun untuk saat ini setiap pembelian konsumen tidak lebih dari 1 kg.

Pedagang lain Partini mengatakan penurunan pembelian oleh konsumen sudah dirasakannya sejak awal pandemi COVID-19. Ia mengatakan sejak saat itu tingkat pembelian konsumen menjadi menurun.

"Kebetulan kan saya jual tahu dan tempe, karena konsumennya berkurang ya dagangan saya kurangi. Apalagi akibat kenaikan harga kedelai ini sebagian distributor mengurangi ukuran tahu dan tempenya," katanya.

Sementara itu, distributor kedelai dari Mojosongo Solo Ian Danarko mengatakan harga kedelai selalu mengalami fluktuasi setiap harinya. Meski demikian, dikatakannya, kenaikan harga mulai terasa sejak bulan November 2020. "Awalnya kan harga di kisaran Rp7.000/kg, naiknya bertahap sekarang jadi Rp9.000/kg," katanya.

Akibat kondisi tersebut, diakuinya, para pedagang pasar juga mengurangi pembelian di tingkat distributor. Jika biasanya dalam satu hari dia bisa menjual hingga 3 ton, untuk saat ini hanya terjual 2,5 ton.

Ia mengatakan untuk kedelai yang dijualnya tersebut merupakan impor dari Amerika Selatan. Menurut dia, kenaikan harga terjadi karena adanya kelangkaan barang. "Kalau kata 'suplier' (pemasok) katanya ada kekeringan di negara produsen, jadi produksi jadi terhambat," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement