IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai rencana merger dua startup berstatus decacorn dan unicorn, yaitu Gojek dan Tokopedia tidak akan menciptakan monopoli di pasar digital Indonesia.
Piter menyatakan merger antara Gojek dan Tokopedia merupakan langkah strategis dan taktis karena aksi ini dilakukan oleh dua entitas bisnis yang memiliki segmen usaha berbeda, yaitu Gojek berfokus pada bisnis ride-hailing sedangkan Tokopedia mengoptimalkan pasar e-commerce.
"Merger itu (Gojek-Tokopedia) jika terwujud tidak akan menciptakan monopoli. Mereka berada disegmen bisnis yang berbeda. Justru ini akan saling melengkapi dan itu strategi yang sangat taktis dalam menghadapi pandemi ini,” kata Piter dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (6/1).
Tak hanya itu, Piter mengatakan, hadirnya perusahaan baru hasil merger ini tidak akan menciptakan barrier to entry yang tinggi bagi potensi masuknya pemain baru baik yang akan menggarap ceruk pasar baru atau berkompetisi di bidang sama dengan perusahaan hasil gabungan Gojek dan Tokopedia.
Ia menjelaskan dalam bisnis berbasis digital ,seperti Gojek dan Tokopedia barrier to entry yang biasanya membayangi setiap aksi merger perusahaan itu kelihatannya relatif rendah. Menurutnya, meskipun mereka akan menjadi market leader dan memiliki market share yang cukup besar namun hal tersebut tidak akan memicu persaingan tidak sehat.