IHRAM.CO.ID, DUBAI -- Maskapai penerbangan Emirates membantah tuduhan yang menyebut telah menangguhkan pilot asal Tunisia karena menolak terbang ke Israel. Maskapai penerbangan resmi Uni Emirat Arab (UEA) yang berbasis di Dubai bahkan menyebut tuduhan ini sebagai berita palsu.
Sebuah tweet oleh maskapai penerbangan ini menyebut tidak pernah mempekerjakan pilot yang namanya ramai diberitakan.
"Emirates tidak pernah mempekerjakan pilot dengan nama ini dan semua laporan yang beredar di media sosial tentang ini adalah palsu," cuit Emirates dilansir dari Alarabiya, Kamis (14/1).
Sebelumnya, Jurnalis Australia yang berbasis di Amerika Serikat dan aktivis melawan Islamofobia, CJ Werleman, memposting tweet pada hari Rabu yang mengklaim bahwa maskapai tersebut memecat yang diduga adalah pilot Tunisia.
Nama tersangka pilot adalah Moneem Saheb Tabaa yang diklaim mengkonfirmasi penangguhannya di akun Facebook-nya. Akibat unggahan tersebut, Pilot itu kemudian dinonaktifkan segera setelah ceritanya mulai menarik perhatian di media sosial.
The Middle East Monitor melaporkan bahwa postingan Tabaa berbunyi: "Hari ini, saya diskors dari pekerjaan saya sebagai pilot di Emirates Airlines karena menolak terbang ke Tel Aviv. Tuhan adalah (satu-satunya) yang menjaga saya. Saya tidak menyesalinya," tutur Tabaa.
Al-Quds Al-Arabi, media yang berbasis di Palestina, pertama kali menyampaikan berita tentang penangguhan pilot. Sementara pengguna memuji Tabaa atas sikapnya dalam menentang kesepakatan normalisasi antara Israel dan UEA, yang ditandatangani tahun lalu. Setelah itu, Emirates Airlines mengumumkan tahun lalu bahwa mereka akan mulai mengoperasikan penerbangan langsung harian ke Tel Aviv pada Maret 2021.
UEA adalah negara yang pertama membangun hubungan diplomatik dengan Israel. Bahrain, Sudan dan Maroko mengikuti UEA segera setelah itu. Adapun Tunisia telah memperjelas bahwa negara itu tidak berniat menjalin hubungan dengan Israel.
Setelah Maroko menormalisasi hubungannya dengan Israel, Kementerian Luar Negeri Tunisia mengeluarkan pernyataan tahun lalu yang berbunyi: “Karena Tunisia menghormati posisi kedaulatan negara lain, ia menegaskan bahwa pendiriannya berprinsip, dan perubahan di kancah internasional tidak akan pernah mempengaruhinya," jelas Maroko dalam sebuah pernyataan.