Ahad 17 Jan 2021 22:25 WIB

Waspadai Kemungkinan Gempa Susulan di Majene Sulawesi Barat

Waspadai Kemungkinan Masih Ada Gempa Susulan di Majene Sulawesi Barat

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Muhammad Subarkah
Warga memotret atap rumah yang ambruk akibat gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (14/1/2021). BMKG Sulawesi Barat mencatat gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter terjadi pada pukul 14:35:49 WITA di empat kilometer Barat Laut Majene-Sulbar dengan kedalaman 10 Km dan tidak berpotensi tsunami.
Foto: Antara/Akbar Tado
Warga memotret atap rumah yang ambruk akibat gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Kamis (14/1/2021). BMKG Sulawesi Barat mencatat gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter terjadi pada pukul 14:35:49 WITA di empat kilometer Barat Laut Majene-Sulbar dengan kedalaman 10 Km dan tidak berpotensi tsunami.

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Kepala Puslitbang Kebencanaan Universitas Hasanuddin, Adi Maulana, mengingatkan masyarakat agar tetap waspada kemungkinan masih ada gempa susulan di Majene, Sulawesi Barat. Ia mengatakan, gempa susulan atau aftershock adalah gempa yang terjadi setelah gempa utama (gempa yang paling besar). Biasanya gempa susulan akan mempunyai trend yang semakin lama semakin mengecil.

Pakar petrologi dan geologi ekonomi ini menjelaskan, banyaknya gempa susulan sangat tergantung dari besar magnitudo gempa dan juga kondisi geologi sekitarnya. Menurutnya, semakin besar magnitudonya, maka aftershock biasanya akan banyak. Selain itu, semakin kompleks kondisi geologinya, seperti jenis batuan dasar dan struktur geologi, juga sangat berpengaruh.

Namun, yang terjadi pada produktivitas gempa di Majene Sulbar dinilai Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono sebagai fenomena aneh. Pasalnya, gempa kuat di kerak dangkal dengan magnitudo 6,2 seharusnya diikuti banyak gempa susulan.

"Mungkin karena pernah ada sejarah bahwa gempa besar terjadi di daerah ini, yaitu pada 1967 dan 1969 yang mencapai magnitudo 6,9, sementara sekarang cuma 6,2 M, sehingga diperkirakan masih ada energi gempa yang belum release," kata Adi, melalui pesan elektronik kepada Republika.co.id, Ahad (17/1).

Namun demikian, masyarakat diminta tidak perlu panik. Menurutnya, masyarakat cukup menghindari gedung-gedung atau bangunan yang sudah runtuh agar tidak tertimpa pada saat terjadi gempa susulan.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menghindari daerah pantai. Sebab jika gempa susulan terjadi yang berfokus di laut bisa menyebabkan terjadinya tsunami.

Gempa susulan yang terjadi juga bisa menyebabkan runtuhan di Selat Makassar seperti yang terjadi di Palu. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari lereng-lereng yang terjal, karena biasanya gempa susulan menyebabkan terjadinya tanah longsor.

"Masyarakat tetap harus waspada, tetapi tidak perlu panik dan meninggalkan Kota Mamuju. Kita harapkan energinya sudah terlepas semua, kalaupun ada berupa aftershock atau gempa susulan yang tentu lebih kecil. Untuk saat ini yang terpenting adalah keselamatan jiwa dulu. Waspada sehingga bisa mengurangi resiko, tetapi tidak perlu panik," tambahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement