Gempa pada Sabtu (16/1) pagi menjadi gempa ke-32 yang terjadi sejak terjadinya Gempa Pembuka dengan magnitudo 5,9 pada Kamis (14/1) siang hari pukul 13.35 WIB.
Sementara hingga hari kedua pasca Gempa Utama dengan magnitudo 6,2 pada Jumat (15/1) dini hari pukul 01.28 WIB baru terjadi 23 gempa susulan.
Daryono mengatakan, dibandingkan dengan kejadian gempa lain sebelumnya dengan kekuatan yang hampir sama, biasanya pada hari kedua sudah terjadi gempa susulan yang sangat banyak, bahkan sudah dapat mencapai jumlah sekitar 100 gempa susulan.
Menurutnya, fenomena rendahnya produksi aftershock di Majene itu bisa jadi disebabkan karena telah terjadi proses disipasi, di mana medan tegangan di zona gempa sudah habis sehingga kondisi tektonik kemudian menjadi stabil dan kembali normal.
Akan tetapi, minimnya aktivitas gempa susulan itu bisa jadi menandakan masih tersimpannya medan tegangan yang belum rilis. Sehingga, masih memungkinkan terjadinya gempa signifikan ke depan.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement