IHRAM.CO.ID, DELHI -- Majelis Korporasi Kota Delhi (MCD) Selatan mengeluarkan proposal aturan wajib bagi restoran maupun toko untuk memberi tanda halal maupun jhatka di depan gedungnya, Rabu (20/1). Tak hanya itu, otoritas setempat juga memberi nama sebuah jalan berdasarkan mendiang aktor, Sushant Singh Rajput.
'Halal' merupakan proses pemotongan hewan sesuai dengan ajaran Islam, sementara 'Jhatka' adalah metode dari India untuk mematikan hewan yang dilakukan dengan melukai kepala hewan dengan satu pukulan keras.
"Di bawah korporasi ini, ada empat zona yang manampung 104 distrik dan ribuan restoran. Dari jumlah tersebut, makanan berbahan dasar daging disajikan di sekitar 90 persen restoran," tulis proposal tersebut dilansir di Indian Express, Kamis (21/1).
Dengan jumlah yang banyak ini, pihak majelis menyayangkan tidak ada satupun restoran yang menyebutkan apakah daging yang disajikan oleh itu 'halal' atau 'jhatka'. Hal yang sama ternyata juga berlaku di toko yang menjual bahan daging.
Lebih lanjut, proposal itu menyebutkan menurut Hinduisme dan Sikhisme, makan daging 'halal' dilarang dan bertentangan dengan agama. Karena itu, pihaknya memutuskan arahan ini wajib diberikan kepada restoran dan toko daging.
Pemimpin MCD Selatan, Narendra Chawla, mengatakan pejabat atau pihak berwenang dapat mengambil tindakan jika melihat adanya pelanggaran. Ia juga menegaskan setiap orang wajib mengetahui bahan apa saja yang ia konsumsi.
"Setiap orang berhak tahu apa yang dia makan. Dalam agama Hindu dan Sikh juga ada beberapa aturan atau konvensi yang ditentukan tentang makanan," kata dia.
Pemimpin oposisi di MCD Selatan, pemimpin AAP Prem Chauhan, mengatakan hal-hal seperti itu adalah cara BJP untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu aktual, seperti dugaan korupsi di MCD."Mereka punya kebiasaan mencampuri urusan pribadi seperti siapa yang akan memakai apa, siapa yang akan menikah dengan siapa," ujarnya.
Presiden National Restaurant Association of India, Anurag Katriar, menyebut ia tidak memahami alasan yang mendasari keputusan tersebut. Ia menilai, aturan ini hanya akan menimbulkan masalah logistik yang tidak perlu dan semestinya bisa dihindari oleh pemilik bisnis.
National Restaurant Association of India merupakan badan payung hukum untuk lebih dari 20.000 restoran di seluruh India. "Akan sangat sulit bagi pemilik untuk menyimpan dua jenis stok atau mendapatkan pasokan kedua jenis daging dengan mudah. Toh, bahkan saat ini, orang bebas mengajukan pertanyaan ini dan restoran wajib menjawab,” ujarnya.