Selasa 26 Jan 2021 10:34 WIB

26 Januari 1969: Praha Rusuh Karena Ada Mahasiswa Terbunuh

Jan Palach: Praha Rusuh Karena Ada Mahasiswa Terbunuh

Jan Palach, Mahasiwa di Praha yang ditembak karena para mahasiswa menuntut UniSovyte pergi dari Cekoslowakia.
Foto: Google.com
Jan Palach, Mahasiwa di Praha yang ditembak karena para mahasiswa menuntut UniSovyte pergi dari Cekoslowakia.

IHRAM.CO.ID, Inilah kisah pilu kota indah di Eropa Timur, yakni Praha, yang dirajam kerusuhan pada 26 Januari 1969.

Pada hari itu, polisi dengan memegang pentungan dan menembakkan gas air mata sibuk membubarkan pawai yang dilakukan oleh ratusan demonstran di pusat kota Praha. Kekerasan pun meletus ketika petugas berusaha membubarkan kerumunan yang berkumpul di kaki Patung Wenceslas, untuk memberi penghormatan kepada Jan Palach, mahasiswa yang membakar dirinya sendiri sampai mati sebagai protes atas pendudukan Soviet di Cekoslowakia.

Para pelayat, sebagian besar mahasiswa, telah menempatkan lilin dan karangan bunga yang menyala di kaki patung - yang secara tradisional menjadi titik fokus para pengunjuk rasa.

Patung itu juga dipulas dengan slogan "Jangan cuek pada hari ketika cahaya masa depan dibawa oleh tubuh yang terbakar. Grafiti dengan bertuliskan 'Jan Palach Square'  "Lapangan Tentara Merah" telah dicat di dinding kampus tempat dia kuliah.

Pada saat itu sekitar 500.000 berkumpul di tengah hujan untuk menyaksikan prosesi pemakaman dalam perjalanan terakhirnya ke pemakaman di Olsany. Tidak ada perwakilan pemerintah di pemakaman dan tidak ada polisi.

Pasukan Soviet pun menghilang. Ini dapat dipahami bahwa langkah-langkah keras yang diambil oleh polisi yang mencoba untuk membersihkan demonstrasi hari itu adalah hasil ultimatum dari otoritas Soviet. Pemimpin Rusia, Leonid Brezhnev, dikatakan telah mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk memulihkan ketertiban jika otoritas Ceko tidak mengambil kendali sendiri.

Polisi mengatakan mereka segera bertindak setelah kerumunan mulai meneriakkan slogan-slogan, seperti "Rusia pulang", dan menolak untuk bubar. Petugas yang mengayunkan tongkat menyerang kerumunan dan mulai melepaskan gas air mata. Mereka melakukan sejumlah penangkapan.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement