Kamis 28 Jan 2021 18:04 WIB

Remaja Singapura Terinspirasi Serangan Christchurch

Remaja itu telah memetakan rute dan masjid sasaran.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Remaja Singapura Terinspirasi Serangan Christchurch. Bendera Singapura
Foto:

Kementerian mengatakan, remaja itu jelas dipengaruhi oleh supremasi kulit putih Australia Brenton Tarrant yang menembak mati 51 Muslim yang menghadiri sholat Jumat di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret 2019. Kala itu, Tarrant juga menayangkan penembakan itu secara langsung di Facebook. Tarrant sendiri dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat pada Agustus tahun lalu.

Kemendagri mengatakan dalam pernyataannya, remaja tersebut mengakui selama penyelidikan dia hanya dapat memperkirakan dua hasil dari rencananya. Pertama, dia ditangkap sebelum dia dapat melakukan serangan, dan kedua dia melaksanakan rencananya dan kemudian dibunuh oleh polisi.

"Dia masuk dengan persiapan penuh, mengetahui bahwa dia akan mati, dan dia siap untuk mati," kata Menteri Hukum dan Dalam Negeri K Shanmugam seperti dikutip oleh media lokal.

Penahanan berdasarkan ISA ini bukan yang pertama. Pada Desember 2020, Departemen Keamanan Internal (ISD) mengatakan seorang pria Singapura berusia 48 tahun ditahan berdasarkan hukum ISA karena aktif terlibat dalam perang saudara di Yaman.

"Sheik Heikel Khalid Bafana, yang berada di Yaman dari 2008 hingga 2019, telah secara sukarela mengangkat senjata dan juga bekerja sebagai agen bayaran untuk kekuatan asing dengan mengumpulkan informasi intelijen di Yaman," kata ISD kepada media lokal.

 

Shanmugam menunjukkan, sejak 2015, tujuh orang di bawah usia 20 tahun telah ditahan atau diberi perintah pembatasan berdasarkan ISA. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement