IHRAM.CO.ID,DUSHANBE -- Pemerintah Tajikistan memutuskan membuka kembali masjid, setelah ditutup sementara selama 10 bulan terakhir. Shalat berjamaah perdana dilakukan Senin (1/2) kemarin.
Ratusan jamaah berbondong-bondong mendatangi masjid utama di ibu kota, Dushanbe. Mufti utama negara, Saidmukarram Abdukodirzoda, dalam khutbahnya membahas tentang infeksi virus Covid-19. Tak hanya itu, ia juga menekankan pentingnya mematuhi setiap tindakan pencegahan wabah tersebut.
Dilansir di AKI Press, Selasa (2/2), otoritas Tajikistan sebelumnya mengancam akan memperpanjang durasi penutupan masjid, jika tindakan pencegahan Covid-19 tidak dilakukan.
"Kami senang melihat semua protokol dan tindakan pencegahan Covid-19 dipatuhi," kata sekretaris pers Komite Urusan Agama, Ritus dan Adat Istiadat, Afshin Mukim.
Ia juga menyebut umat beriman wajib memakai masker dari rumah dan selama melaksanakan ibadah. Mereka juga wajib membawa sajadah mereka sendiri.
Sejauh ini, otoritas melihat hanya sedikit jamaah shalat yang berada di kamar mandi untuk wudhu. "Orang-orang beriman diminta untuk melakukan ritual wudhu di rumah dan mereka mengikuti nasehat ini," lanjutnya.
Pemerintah Tajikistan beberapa waktu yang lalu mengklaim tidak ada kasus COVID-19 baru yang tercatat di negara itu, selama tiga minggu berturut-turut.
Masjid utama di Dushanbe ini telah didesinfeksi pada malam pembukaan kembali. Sajadah yang ada juga telah diberi tanda dengan pita khusus, untuk mengingatkan orang-orang beriman menghormati aturan jarak sosial.
Tajikistan memiliki 4.000 masjid terdaftar. Negara termiskin di bekas Uni Soviet belum memberlakukan penguncian penuh sejak pandemi dimulai. Pemerintah mengambil kebijakan membuka restoran, sementara bangunan keagamaan ditutup.