IHRAM.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menolak tuduhan Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken bahwa negaranya akan segera membuat senjata nuklir. Pernyataan Zarif menjadi reaksi atas Antony yang menyebut Iran sudah bisa membuat senjata nuklir dalam beberapa bulan ke depan.
Antony menuduh hal itu bisa terjadi dalam hitungan minggu jika Iran terus mencabut pembatasan yang diberlakukan oleh perjanjian nuklir pada 2015.
“Saya kira itu adalah pernyataan keprihatinan yang lebih ditujukan kepada opini publik daripada kenyataan. Iran tidak mencari senjata nuklir. Jika kami ingin membuat senjata nuklir, kami dapat melakukannya beberapa waktu lalu, tetapi kami memutuskan senjata nuklir tidak akan meningkatkan keamanan kami dan bertentangan dengan pandangan ideologis kami," jelas Zarif dilansir dari Aljazirah, Senin (½).
Dalam sebuah sesi wawancara, Menlu Amerika menyebut tuduhannya berdasarkan proyeksi dari laporan publik dan mengatakan dalam waktu dekat rencana nuklir itu akan terealisasi. “Sekarang, bahan fisil adalah satu hal. Memiliki senjata yang benar-benar bisa mereka ledakkan dan gunakan adalah hal lain, ”kata Antony.
Iran mulai melonggarkan kepatuhan terhadap kesepakatan nuklir setelah mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian tersebut. Sebelumnya, sebagai bagian dari kesepakatan yang ditandatangani pada 2015, Iran setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional.
Presiden AS Joe Biden yang menjabat pada 20 Januari, telah berjanji untuk kembali ke perjanjian dan terlibat kembali secara diplomatis dengan Iran. Menurut kutipan dari wawancara NBC News, Antony mengatakan negaranya akan kembali ke kesepakatan nuklir Iran asalkan negara tersebut mau mengikuti beberapa syarat.
Tetapi Iran mengatakan tidak akan merundingkan kembali kesepakatan itu dan menyalahkan AS atas penarikan sepihak.
"Kesepakatan nuklir adalah perjanjian internasional multilateral yang diratifikasi oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231, yang tidak dapat dinegosiasikan dan pihak-pihak di dalamnya jelas dan tidak dapat diubah," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh.