IHRAM.CO.ID,BERLIN—Bertahun-tahun tinggal jauh dari keluarga membuat Ghada Al-Muhanna Abalkhail terobsesi mencari sepotong kenangan tentang Riyadh, negara kelahiran dan tempat keluarganya berada. Meski telah tiga tahun menetap di Berlin sebagai peneliti nonresiden di Pusat Penelitian Teluk, Abalkhail tak pernah absen merindukan segala hal tentang Riyadh, terlebih keluarganya.
“Ke mana pun saya pergi di Berlin, saya mencoba menemukan sesuatu yang mirip dengan Riyadh. Saya merindukan panas yang menyengat, obrolan orang-orang, jalanan yang padat, dan yang terpenting, keluarga saya,” kata Abalkhail yang dikutip di Arab News, Rabu (3/2).
“Jadi, sebagai cara untuk mengatasi kesulitan saya, saya biasa membaca artikel yang berhubungan dengan Arab Saudi. Saya akan menghabiskan berjam-jam mencari dan membaca tentang apa pun yang saya temukan, dan melakukannya setiap hari memberi saya kenyamanan dan meredakan perasaan rindu,” katanya.
Dengan melakukan itu, Abalkhail mengaku merasa seperti menemukan tambang emas dan mulai membagikan materi yang diizinkan di Twitter. Seiring waktu, banyak yang tertarik hingga membentuk komunitas.
“Semakin banyak orang mulai mengikuti dan berkomentar tentang bagaimana foto ini milik anggota keluarga mereka atau bagaimana film ini menunjukkan sejarah daerah mereka dan sebagainya,” katanya.
“Saya tahu mereka juga merindukan keluarga mereka, dan itu menyemangati saya. Saya mulai merasakan tanggung jawab untuk menemukan keluarga yang lebih besar - keluarga Arab saya,” ujarnya menambahkan.
Abalkhail mendapati dirinya semakin bersemangat menceritakan kisah Kerajaan dan wilayah Teluk kepada banyak warga Berlin. Dia juga mulai menyusun akun untuk memberikan informasi kepada siapa pun yang membutuhkannya, berusaha sebaik mungkin untuk menyampaikan cerita yang dapat dikaitkan dengan orang lain.
“Reaksinya lebih dari positif. Luar biasa, dan saya sangat berterima kasih kepada para pengikut karena selalu membantu meningkatkan akun dan kontennya, baik dengan menambahkan lebih banyak komentar ke postingan asli atau mengoreksi beberapa informasi yang salah tertulis di arsip,” ungkapnya.
“Seiring waktu, dan dengan lebih banyak interaksi pengikut, saya menyadari betapa pentingnya bagi kami untuk memiliki arsip. Semua orang menggunakan arsip - dari ilmuwan hingga seniman, jurnalis hingga pembuat film dan seterusnya. Mereka semua mengandalkan informasi yang diberikan dari arsip untuk mengembangkan produk yang sedang mereka kerjakan,” sambungnya.
Abalkhail mengatakan bahwa dengan menggunakan seni mendongeng kuno, mudah untuk mulai mengumpulkan bahan untuk menceritakan kisah Arab, dengan gambar yang mengungkapkan budaya, gaya hidup, mode, perjuangan, dan banyak lagi yang menjadikan Kerajaan seperti sekarang ini.
Arab Saudi adalah ciptaan dan representasi masa lalunya, dan arsip tetap menjadi satu-satunya cara untuk melihat ke dalam sejarah peradaban dan bangsa, dan memahami siapa mereka sebagai suatu bangsa, katanya.
“Saya bermimpi suatu hari melihat arsip nasional yang menyimpan semua materi yang berhubungan dengan Kerajaan, dan di mana warga negara, penduduk atau orang asing dapat mengakses dan mempelajari lebih banyak tentang sejarah dan budaya yang indah dari negara kita,” kata Abalkhail.
"Kami berhutang kepada para leluhur yang telah berkorban begitu banyak agar kami dapat berada di sini hari ini,” ujarnya menambahkan.