IHRAM.CO.ID, NEW DELHI -- Para petani memprotes reformasi pertanian. Mereka menuntut pencabutan tiga Undang-Undang pertanian baru yang menurut para petani akan merugikan. UU itu juga memungkinkan pemerintah menghentikan pembelian biji-bijian pangan dengan minimum support price (MSP).
Perdana Menteri India Narendra modi pada Senin (8/2) mendesak petani untuk mengakhiri aksi protes yang sudah berjalan selama dua bulan. Modi meyakinkan para petani bahwa mekanisme harga dasar untuk tanaman utama akan tetap berlaku.
"MSP ada di sana. MSP ada di sana. MSP akan tetap ada di masa depan," ujar Modi kepada anggota parlemen.
Para petani melakukan aksi protes dengan berkemah di pinggiran kota New Delhi sejak akhir 2020. Pada Sabtu (7/2) lalu, ribuan petani di seluruh India memblokir jalan. Mereka mendirikan tenda darurat, traktor, truk, dan batu besar untuk menekan pemerintah agar membatalkan reformasi pertanian yang telah memicu protes selama berbulan-bulan.
Sektor pertanian mempekerjakan sekitar setengah dari 1,3 miliar penduduk India. Kerusuhan di antara sekitar 150 juta petani pemilik tanah adalah salah satu tantangan terbesar bagi pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi sejak berkuasa pada 2014.
Sebelas putaran pembicaraan antara serikat petani dan pemerintah gagal memecah kebuntuan. Pemerintah telah menawarkan untuk menangguhkan undang-undang tersebut selama 18 bulan, tetapi para petani mengatakan mereka tidak akan mengakhiri protes mereka untuk apa pun yang kurang dari pencabutan penuh.