IHRAM.CO.ID, TEHERAN – Masjid Shah disebut juga Masjid Imam setelah revolusi Iran. Masjid Shah dibangun pada 1611 selama pemerintahan Raja Safawi Shah Abbas yang memerintah dari 1588 hingga 1629.
Keindahan Masjid Shah bukan hanya dilihat dari kemegahannya tetapi juga dekorasinya yang luar biasa. Sangat terlihat bagaimana pekerjaan restorasinya penuh tantangan dan selalu berjalan.
Pengerjaannya terus berlanjut dan rumit dengan pemandangan luar biasa pada fasad dan interiornya. Bangunan Masjid Shah sangat sempurna dengan mosaik ubin biru yang ikonik.
Sebuah portal pintu masuk juga dibuat sangat indah untuk menyambut orang-orang datang ke masjid.
Dinding halaman memiliki beranda cekung yang dibingkai ubin tujuh warna biru dan kuning tua. Setiap iwan mengarah ke tempat perlindungan berkubah yang ditutupi dengan motif bunga yang sangat indah dengan latar belakang biru.
Banyak yang percaya bahwa setiap bagian masjid adalah mahakarya yang meninggalkan kesan abadi. Fasad bangunan dibuat dengan marmer yang dihiasi mosaik tujuh warna dan prasasti kaligrafi simetris.
Di sisi lain alun-alun berdiri Masjid Sheikh Lotfollah yang sangat halus. Nama Masjid Shekh Lotfollah didedikasikan untuk ayah mertua Shah Abbas, yakni Sheikh Lotfollah, seorang ilmuwan Islam Lebanon yang sangat dihormati kala itu.
Dinding interior dan eksterior Masjid Shah sepenuhnya ditutupi dengan polikrom, sebagian besar berwarna biru tua, ubin berlapis kaca di atas dado marmer.
Di seluruh masjid, kecuali kubah dan portal iwan, Shah 'Abbas sangat ingin meminimalkan biaya tenaga kerja dan waktu dengan memperkenalkan teknik baru yang disebut "haft-rangi" (tujuh warna).
Dilansir dari Tehran Times pada Selasa (9/2), Isfahan telah lama dijuluki sebagai Nesf-e-Jahan yang berarti “separuh dunia”. Kota ini adalah rumah bagi banyak pengrajin serba bisa yang mendukung reputasinya sebagai museum budaya tradisional yang hidup.