IHRAM.CO.ID,SOLO -- Pandemi COVID-19 membawa berkah bagi usaha rintisan salah satu mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Anglas Bayu Rendra, yang sekaligus dalam rangka menerapkan budaya kerja "entrepreneurship" oleh kampus tersebut.
"Jadi awal masuk kuliah, yaitu semenjak tahun 2017 saya masih iseng mencoba dan mulai merintis budi daya ikan guppy," kata mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR) Fakultas Keolahragaan (FKOR) UNS tersebut di Solo, Jawa Tengah, Rabu (10/2).
Meski demikian, di masa pandemi COVID-19 ini, dikatakannya, penjualan ikan guppy miliknya mengalami peningkatan. Apalagi koleksi ikan yang dimilikinya sudah berstandar kontes sehingga harga jual lebih tinggi, yaitu mulai dari Rp100 ribu-Rp3 juta/pasang.
Untuk meningkatkan harga jual ikan hias tersebut, ia aktif mengikuti kontes. Ikan dengan nilai yang baik adalah ikan yang berekor lebar dan coraknya menarik. "Melalui kontes tersebut saya sekaligus mengembangkan 'branding' usaha yang saya punya ini," katanya.
Bahkan karena makin luasnya pasar, saat ini ia mulai melakukan ekspor ikan ke beberapa negara tetangga, di antaranya Malaysia, Thailand, dan Singapura. "Biasanya saya berkomunikasi dengan pembeli melalui aplikasi 'Facebook'. Untuk harga jualnya kalau ke luar negeri minimal 50 dolar AS," katanya.
Meski selama pandemi bisnis miliknya mengalami peningkatan karena makin banyak orang yang mulai memiliki hobi mengoleksi ikan, ia tetap ingin mengejar cita-citanya menjadi seorang guru dengan segera mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) setelah menyelesaikan pendidikan S1-nya. "Tapi usaha ini tetap akan saya tekuni," katanya.
Sementara itu, ia juga berpesan kepada mahasiswa lain untuk terus bekerja keras dan pantang menyerah dalam merintis usaha. "Wirausaha itu kan harus kerja keras, harus kuat , dan pantang menyerah. Kalau masalah modal itu banyak orang memikirkannya. Padahal sebenarnya kita bisa usaha dengan modal orang lain seperti menjadi 'reseller'," katanya.