Rabu 17 Feb 2021 21:19 WIB

Cerita Kehidupan di Balik Protes Petani India

Petani India menuntut reformasi pertanian.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani India menentang UU pertanian baru yang membuka jalan eksploitasi perusahaan.
Foto:

Meskipun suasana di dalam kamp tenang dan rileks, selalu ada pengingat bahwa tidak semua orang mendukung perjuangan petani. Barikade besar yang didirikan oleh polisi dan ditutup dengan kawat berduri berdiri beberapa ratus meter dari keriuhan kehidupan kamp. Itumenahan para petani di dalam dan menjaga mereka agar tidak mengganggu lebih dekat ke pusat Delhi.

Pada November 2020, para petani yang marah dengan reformasi pertanian mengendarai traktor untuk memprotes. Mereka berasal dari seluruh India untuk membuat banyak blokade di perbatasan kota.

Aksi protes puluhan ribu petani India masih berlanjut hingga kini. Para petani tetap memblokade jalan dan mendirikan kemah meski musim dingin dan penjagaan ketat aparat keamanan di beberapa kota India terus dijaga.

Para petani India tegas mempertahankan blokade sampai Perdana Menteri Narendra Modi menarik kebijakan reformasi pertanian. Protes memang cukup umum di India, negara demokrasi terbesar di dunia. Dan ini bukan pertama kalinya protes besar mengguncang negara.

Namun, protes petani ini menjadi tantangan tersendiri bagi Modi. Pertanian adalah sumber mata pencaharian utama bagi 58 persen dari 1,3 miliar penduduk India. Ini menjadikan petani sebagai blok pemilih terbesar di negara tersebut.

Para petani yang marah, bisa menjadi bumerang bagi Modi sebagai sebagian besar suara pada pemilihan umum berikutnya pada tahun 2024. Modi dan pemerintahnya terus bersikeras bahwa mereka mendukung petani dan menyebut UU baru ini malah penting bagi transformasi menyeluruh di sektor pertanian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement