IHRAM.CO.ID, ANKARA – Menanggapi aksi demonstrasi baru-baru ini oleh Turki Uighur, Kedutaan Besar China telah mengklaim orang-orang dari semua kelompok etnis di Xianjiang memiliki memiliki kontak tidak terbatas dengan kerabat mereka. Dalam pernyataan tertulis pada Selasa (18/2), kedutaan mencatat demonstrasi di Ankara dan Istanbul oleh orang Turki Uighur.
Para demonstran menuntut untuk mengetahui kondisi anggota keluarga yang diyakini ditahan di kamp-kamp China. Pihak kedutaan menegaskan, hukum China melindungi kebebasan individu dan kebebasan komunikasi. Bagi orang Turki Uighur yang tidak dapat menghubungi kerabatnya dapat meminta bantuan dari staf diplomatik.
Kedutaan China mengaku telah memberikan bantuan kepada banyak orang Turki Uighur. Bahkan, mereka menuduh para demonstran yang berkumpul dalam beberapa pekan terakhir dihasut oleh pasukan anti-China.
Protes
Dalam protes tersebut, puluhan warga Uighur mengeluh karena tidak mendengar kabar dari anggota keluarga mereka selama bertahun-tahun. Mereka menduga adanya kampanye sistematis Beijing yang melibatkan pengurungan anggota etnis minoritas di kamp konsentrasi dan kamp kerja paksa di China.
Kelompok minoritas di Istanbul dan Ankara telah meminta dunia mengambil tindakan penghentiaan penganiayaan terhadap orang Uighur. Kebijakan Beijing terhadap Uighur telah menuai kecaman luas dari kelompok-kelompok hak asasi termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch. Mereka menuduh China telah mengucilkan lebih dari 10 juta anggota kelompok minoritas yang sebagian besar adalah Muslim.
Laporan Human Rights Watch 2018 merinci kampanye pemerintah China tentang penahanan sewenang-wenang massal, penyiksaan, indoktrinasi politik paksa, dan pengawasan massal terhadap Muslim Xinjiang. Bagaimanapun China telah berulang kali membantah tuduhan bahwa mereka mengoperasikan kamp penahanan. Mereka mengklaim bahwa mereka “mendidik ulang” orang Uighur.
Pusat pelatihan kejuruan
Dikutip Anadolu Agency, Kamis (18/2), pernyataan kedutaan tersebut selanjutnya mencatat dalam mendirikan apa yang disebutnya “pusat pelatihan kejuruan” di Xinjiang, China telah diuntungkan dari praktik negara lain seperti Mesir, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA).
Selain itu, dalam pernyataan juga mendesak anggota pers Turki untuk datang mengunjungi Xinjiang yang terletak di barat laut China dan menyaksikan langsung kondisi di sana. Warga Uighur membentuk sekitar 45 persen dari populasi Xinjiang dan telah lama menuduh otoritas China melakukan diskriminasi budaya, agama, dan ekonomi.
China telah meningkatkan pembatasannya di wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Menurut The Wall Street Journal, China melarang pria menumbuhkan janggut dan wanita dari mengenakan kerudung serta memperkenalkan apa yang oleh banyak ahli dianggap sebagai program pengawasan elektronik paling luas di dunia.
Menurut pejabat Amerika Serikat dan pakar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari satu juta orang atau sekitar tujuh persen dari populasi Muslim di Xinjiang telah ditahan dalam jaringan kamp “pendidikan ulang” yang meluas. n Meiliza Laveda
https://www.aa.com.tr/en/turkey/turkey-chinese-embassy-responds-to-uighur-protests/2148525