IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Allah Maha Besar kuasa menciptakan segala sesuatu yang ada di dunia ini. Maha Suci Allah apa yang ada di langit dan bumi bertasbih kepada Allah dengan cara berthawaf.
"Semua benda yang ada di semesta bertawaf dari kiri ke kanan ke berlawanan dengan arah jarum jam," kata Dr Thariq As-Suwaidan dalam bukunya Misteri Haji dan Umrah, Mengungkap Rahasia Besar Amalan Haji dan Umrah.
Thariq mengatakan, gerakan memutar berlawanan dengan arah jarum jam ini hanya terjadi dan ditentukan untuk beberapa perkara tertentu yang Allah inginkan. Demikian halnya dengan bentuk thawaf yang dilakukan oleh umat manusia di Ka'bah.
"Ia harus dilakukan seperti perputaran benda-benda semesta lainnya yaitu dari kiri ke kanan," katanya.
Fenomena ini mendorong kita untuk berpikir, mengapa thawaf orang-orang Islam di seputar Kabah sama dengan pergerakan segenap benda langit, dan sama dengan gerakan malaikat-malaikat yang thawaf di sekeliling Baitul makmur di langit tujuh.
Model perputaran thawaf seperti ini kata Dr Thariq yang berlawanan dengan arah jarum jam sebagai penunjuk waktu, menyiratkan suatu penekanan bagi setiap Muslim agar senantiasa cermat dan siap berhadapan dengan segala yang akan terjadi dalam perubahan waktu. Sebab dengan perlawanan terhadap arah waktu kemudian menjadi memandang ke depan dan berupaya untuk tidak menyia-nyiakan waktu terus berputar.
"Dia juga akan semakin memahami posisi bumi, bintang-bintang, dan galaksi," katanya.
Maka dari itu dia akan menyadari betapa semua terasa kecil dalam pandangan mata dan hatinya, hingga dia pun akan mengatakan bahwa bumi hanyalah satu titik kecil yang terurut bertasbih lewat rotasinya di tengah mayapada yang maha luas. Kemudian, nuraninya akan menyebut perkataan itu dengan ucapan.
"Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Dia Maha tinggi Maha mulia dan maha besar."
Semua rasa inilah yang akhirnya mendorongnya untuk menjadi semakin tunduk dan merendahkan diri dihadapan Allah SWT. Alam dan seisinya berputar (berthawaf) menyembah Allah, dan manusia pun turut serta melakukan hal yang sama dengan semua benda yang ada di dunia.
"Mereka tunduk kepada Allah, begitu juga dengan manusia. Dalam tahap ini, kita semua bergerak bersama alam semesta menuju Allah menurut aturan yang sama dengan penuh keserasian dan tanpa ada pertentangan," katanya.