IHRAM.CO.ID,BANYUMAS -- Penyerapan telur ayam ras di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mulai meningkat meskipun harga di tingkat produsen belum mencapai titik impas (break even poin/BEP), kata peternak ayam petelur Darwo Sukarso.
"Harga telur ayam (di kandang atau tingkat produsen) saat sekarang kalau dihitung berdasarkan BEP masih rugi karena BEP-nya sekitar Rp19.500 per kilogram, sedangkan harga telur tingkat produsen masih di bawah itu, sekitar Rp17.500-Rp18.000 per kilogram. Jadi, peternak masih merugi," katanya di Banyumas, Jumat (26/2).
Darwo mengakui harga telur ayam ras di tingkat produsen sudah merangkak naik jika dibanding beberapa bulan sebelumnya yang sempat anjlok di kisaran Rp16.000 per kilogram akibat pandemi COVID-19. Ia menduga kenaikan harga telur ayam ras tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya penyerapan di tingkat konsumen.
"Mungkin karena situasi orang punya hajatan sekarang mulai tertata, orang mulai diperbolehkan menggelar hajatan, sehingga penyerapan telur mulai meningkat," katanya.
Menurut dia, anjloknya harga telur ayam ras akibat adanya pandemi COVID-19 tergolong cukup lama karena berlangsung hingga lebih dari tiga bulan. Dalam hal ini, kata dia, saat pemerintah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta berdampak pada terhentinya pengiriman pasokan telur ayam ras dari Banyumas ke Jakarta.
"Telur yang ada di Banyumas tidak bisa keluar daerah itu juga yang terpengaruh kandang (peternak/produsen, red.) karena stoknya membludak di sini," katanya.
Kendati demikian, ia mengakui peternak sempat terbantu dengan adanya kebijakan penyaluran bantuan sosial (bansos) yang dilakukan oleh pemerintah daerah khususnya di Kabupaten Banyumas karena telur ayam ras dapat terserap untuk kebutuhan bansos tersebut.
Ia mengharapkan situasi dan kondisi dapat segera membaik, sehingga penyerapan telur bisa meningkat dan berdampak pada peningkatan harga telur di tingkat peternak. "Kami belum bisa memprediksi permintaan telur saat lebaran mendatang, situasi pandeminya bagaimana. Kalau situasi pandeminya sudah normal, mungkin bisa teratasi ya, artinya petani atau peternak bisa terhindar dari kerugian," katanya.