IHRAM.CO.ID, JEDDAH — Meninggalnya insinyur legendaris Yahya Hamza Koshak, perancang sumur Zamzam, membawa duka mendalam bagi warga Saudi. Mantan direktur jenderal Perusahaan Air Nasional berusia 80 tahun itu telah sangat berjasa dan dinobatkan sebagai ‘father of engineers’.
Mantan anggota Organisasi Pers dan Publikasi Okaz ini lahir di Makkah. Ayahnya adalah seorang pedagang yang bekerja selama musim Umrah. Ia juga menjabat sebagai ketua Pembentukan Motawif Jemaah Muslim Turki di Eropa Amerika dan Australia. Sedangkan ibunya adalah teman dekat istri mendiang Raja Faisal, Putri Effat.
Koshak belajar di salah satu sekolah pertama di kota Taif setelah didirikan oleh Raja Faisal dan Putri Effat. Dia belajar teknik di Universitas Ain Shams di Kairo, tetapi menyelesaikan gelarnya di Riyadh. Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di AS dan memperoleh gelar Ph.D dalam ilmu teknik.
Keponakannya Nabeel Koshak mengatakan bahwa almarhum adalah sosok yang sangat mudah bergaul, dekat dengan orang, selalu baik dan tidak suka menyakiti siapa pun.
"Dia periang. Ini adalah karakteristik yang membedakan kepribadiannya," kata dia kepada Arab News, yang dikutip Republika, Rabu (3/3).
Koshak memegang sejumlah posisi pemerintahan di Makkah selama karir yang panjang. Salah satunya wakil menteri urusan teknis di Kotamadya Makkah. Dia juga memimpin tim pembersih sumur Zamzam selama empat dekade. Ia juga telah menulis sebuah buku berjudul Zamzam: The Holy Water. Dalam buku tersebut ia menuliskan pengamatannya saat berada di dalam sumur.
“Membersihkan sumur Zamzam adalah salah satu proyek terpentingnya, tugas besar di bawah arahan mendiang Raja Khalid,” kata keponakannya.
Dalam bukunya, Koshak menguraikan sejarah sumur dan sumber airnya, serta mendokumentasikan benda-benda arkeologi yang ditemukan selama proyek pembersihan.
“Dengan pengamatan, menjadi jelas bahwa hanya ada dua sumber utama air, satu menuju Ka'bah, dan yang lainnya menuju Ajyad. Adapun sumber ketiga, yang menurut cerita sejarah berada di sisi Jabal Abu Qubays dan Al-Safa, saya justru menemukan 12 lubang kecil di antara batu-batu bangunan," katanya dalam buku tersebut.