IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wanita yang berpisah dari suaminya, baik karena dicerai ataupun karena ditinggal mati diwajibkan menjalani masa iddah (masa menunggu) sebelum melaksanakan pernikahan (lagi) dengan lelaki lain.
Masa iddah bagi wanita yang dicerai adalah 3 kali suci (3 bulan). Hal ini didasarkan pada makna firman Allah SWT: Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali suci (al-Baqarah: 228).
Masa iddah bagi wanita yang ditinggal mati suaminya adalah empat bulan 10 hari (al-Baqarah: 234). Tetapi, bila wanita yang ditinggal mati suaminya itu dalam keadaan hamil, maka masa iddahnya menurut jumhur fuqaha adalah sampai melahirkan (ath-Thalaq: 4).
Menurut fuqaha Syafi'iyah, wanita yang sedang menjalani masa iddah tidak boleh keluar rumah. Yang demikian ini didasarkan pada firman Allah SWT (yang maknanya): Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka, dan janganlah mereka diperbolehkan keluar rumah, kecuali kalau mereka melakukan perbuatan keji yang nyata ... (ath-Thalaq: 1).
Tetapi, jumhur fuqaha berpendapat mereka boleh keluar rumah asal aman dan memang ada keperluan yang mendesak. Hal ini didasarkan pada apa yang terjadi pada bibi Jabir bin Abdullah yang dalam masa iddah pergi ke kebun untuk memetik kurma.