IHRAM.CO.ID, NEW YORK -- Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Myanmar meminta Dewan Keamanan PBB mengambil tindakan terhadap junta yang berkuasa setelah pembunuhan terhadap para pengunjuk rasa. Pengunjuk rasa terus menentang pasukan keamanan dalam demonstrasi menolak kudeta bulan lalu.
Negara Asia Tenggara itu telah jatuh ke dalam kekacauan sejak militer menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari. Protes dan pemogokan telah mencekik bisnis dan melumpuhkan pemerintahan.
Menurut PBB, sudah lebih dari 50 pengunjuk rasa tewas, sebanyak 38 di antaranya pada Rabu (3/3). Para pengunjuk rasa menuntut pembebasan Suu Kyi dan penghormatan pada pemilihan November, yang dimenangkan partainya secara telak tetapi ditolak oleh tentara.
"Berapa banyak lagi yang bisa kita biarkan lolos atas tindakan yang dilakukan militer Myanmar?" ujar Utusan Khusus Christine Schraner Burgener pada pertemuan tertutup anggota Dewan Keamanan PBB, Jumat (5/3), menurut salinan sambutannya yang dilihat oleh Reuters.
Dia menambahkan, sangat penting dewan ini bertindak tegas dalam memperingatkan pasukan keamanan dan berdiri teguh dengan rakyat Myanmar untuk mendukung hasil pemilu November. Juru bicara junta tidak menjawab panggilan untuk dimintai komentar.