IHRAM.CO.ID, SOLO - Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang merupakan Ponpes Binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, melakukan panen cabai pada Selasa (9/3).
Ponpes yang berlokasi di Dusun Bandung, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, tersebut tidak hanya fokus pada aspek pendidikan agama, tetapi mulai berperan dalam pengembangan di sektor ekonomi pesantren melalui budidaya pertanian.
Ponpes Darussalam memiliki lahan seluas 7.035 meter persegi yang sebagian besar digunakan untuk bangunan. Sisa lahan dimanfaatkan untuk usaha budidaya hortikultura antara lain jagung, padi, dan cabai.
"Melihat potensi ini, KPw BI Solo mendorong ponpes untuk mengembangkan komoditas cabai untuk mewujudkan kemandirian ekonominya, sekaligus membantu menjaga ketersediaan pasokan cabai yang pada akhirnya turut berkontribusi pada upaya pengendalian inflasi. Hal ini sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia dalam pengendalian inflasi," terang Kepala Perwakilan BI Solo, Nugroho Joko Prastowo, seperti tertulis dalam siaran pers, Selasa (9/3).
Ponpes Darussalam mulai menanam cabai pada Desember 2020 di lahan seluas 1.750 meter persegi melalui bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) untuk pembelian peralatan pertanian dan pengolahan produk hasil pertanian pada 2020.
Budidaya cabai di Pesantren Darussalam sudah berjalan selama empat tahun, dengan pola bergantian tanam dengan komoditas lainnya. Pada 2021, cabai yang ditanam berupa cabai keriting jenis benih Clause dengan jumlah tanaman sekitar 2.750 batang. Penanaman cabai ini sekaligus sebagai tindak lanjut dari gerakan tanam cabai di pekarangan yang digiatkan KPw BI Solo pada 2019 dengan mengandeng Ponpes dan lembaga pendidikan lainnya.
Gerakan itu diinisiasi untuk mendukung kemandirian pangan dan ketersediaan pasokan cabai sehingga dapat menjaga stabilitas inflasi. Masyarakat menyambut baik, salah satunya kalangan Pesantren. Banyak tanah wakaf pesantren yang selanjutnya dioptimalkan untuk mendukung sektor pertanian. Sehingga lahan menjadi produktif dan dapat mendatangkan income bagi pesantren, termasuk Ponpes Darussalam.
Untuk musim tanam November/Desember 2020, Ponpes Darussalam hingga Selasa sudah panen sembilan kali dengan rata-rata tiap panen menghasilkan 30-45 kilogram. Panen tersebut dilakukan setelah 85-90 hari sejak masa tanam.
Panen cabai di Pesantren Darussalam Boyolali, saat ini bertepatan dengan harga cabai yang relatif tinggi sehingga, selain dapat mendatangkan penghasilan bagi pesantren juga bisa menambah pasokan cabai di pasar Solo Raya.
"Jika panen melimpah, pesantren Darussalam merencanakan mengembangkan diferensiasi produk cabai di sisi hilir yang dapat mendatangkan nilai tambah secara ekonomi. Usaha yang telah dipersiapkan yakni pengolahan cabai menjadi saus cabai melalui pendampingan KPw BI Solo," imbuh Nugroho.
Nugroho menyatakan, pesantren telah menunjukkan kepeduliannya terhadap pengendalian inflasi, dan mendukung ketercukupan penyediaan cabai melalui budidaya cabai. Di sisi lain, pertanian cabai dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi pesantren yang dalam jangka panjang dapat mendukung upaya pesantren menjadi lebih mandiri.