IHRAM.CO.ID, RAMALLAH - Puluhan pasien virus korona di rumah sakit pemerintah Ramallah terpaksa menerima perawatan di koridor fasilitas medis karena kekurangan tempat tidur rumah sakit dan unit perawatan intensif.
Anadolu Agency mengunjungi rumah sakit dan berbicara dengan direktur dan pasien.
Hani Safi, yang menemani ibunya dirawat karena mengidap Covid-19, mengatakan tak ada tempat tidur yang tersedia untuk ibunya di unit perawatan intensif dan dia saat ini tinggal di koridor, hanya terhubung dengan alat bantu pernapasan.
“Ibuku menunggu kematian di depan kami, tidak ada tempat untuk perawatannya dan kami gagal membawanya ke rumah sakit lain,” kata Safi.
Pasien virus korona wanita lain yang akan melahirkan juga mengatakan dia dirawat di koridor rumah sakit.
Menteri Kesehatan Palestina Mai al-Kaila pada 25 Februari mengatakan bahwa Tepi Barat menghadapi gelombang ketiga pandemi.
Rencana bangun rumah sakit lapangan
Direktur rumah sakit itu Ahmad al-Beitawi mengatakan situasinya semakin sulit dan rumah sakit tidak dapat menerima pasien tambahan.
"Jumlah pasien melebihi kapasitas rumah sakit, khususnya kapasitas generator oksigen," kata al-Beitawi.
Dia menambahkan ada rencana dalam dua pekan ke depan untuk mendirikan rumah sakit lapangan dengan alasan rumah sakit tersebut berkapasitas merawat 100 pasien.
Pemerintah Palestina memberlakukan pembatasan baru sejak 27 Februari, termasuk penutupan sekolah dan universitas, dan pembatasan pergerakan antar kota.
Jumlah kasus infeksi virus korona di Palestina telah mencapai 230.356, termasuk 2.445 kematian dan 205.708 yang telah pulih.