Senin 15 Mar 2021 13:37 WIB

Sejak 2011, Korban Perang Suriah Capai 388.652 Orang

Angka itu mencakup hampir 117.388 warga sipil dan di antaranya lebih dari 22.000 anak

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Seorang tentara Israel membidikkan senjatanya selama latihan di sebuah bangunan yang ditinggalkan yang dulunya merupakan markas tentara Suriah di Quneitra sebelum diambil alih oleh Israel, di Dataran Tinggi Golan, 15 Februari 2021. Media pemerintah Suriah mengatakan tentara Suriah mencegat rudal yang ditembakkan oleh Israel pada awal tanggal 15 Februari menargetkan posisi di sekitar Damaskus. Tentara Israel tidak mengomentari laporan tersebut; Namun, pengawas perang mengatakan setidaknya enam pejuang yang didukung Iran tewas dalam serangan yang menargetkan Divisi Keempat di pegunungan dekat jalan raya yang menghubungkan Damaskus dengan Beirut.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Seorang tentara Israel membidikkan senjatanya selama latihan di sebuah bangunan yang ditinggalkan yang dulunya merupakan markas tentara Suriah di Quneitra sebelum diambil alih oleh Israel, di Dataran Tinggi Golan, 15 Februari 2021. Media pemerintah Suriah mengatakan tentara Suriah mencegat rudal yang ditembakkan oleh Israel pada awal tanggal 15 Februari menargetkan posisi di sekitar Damaskus. Tentara Israel tidak mengomentari laporan tersebut; Namun, pengawas perang mengatakan setidaknya enam pejuang yang didukung Iran tewas dalam serangan yang menargetkan Divisi Keempat di pegunungan dekat jalan raya yang menghubungkan Damaskus dengan Beirut.

IHRAM.CO.ID, DAMASKUS – Pengawas perang mengatakan korban tewas akibat perang saudara Suriah telah mencapai 388.652 orang. Angka tersebut merupakan kumulasi sejak perang dimulai pada 15 Maret 2011. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) yang berbasis di Inggris merinci angka itu mencakup hampir 117.388 warga sipil dan di antaranya lebih dari 22.000 anak.

Serangan oleh rezim Suriah dan pasukan milisi sekutu bertanggung jawab atas sebagian besar kematian warga sipil. Sebelumnya, perhitungan observatorium yang dikeluarkan pada Desember lalu mencapai lebih dari 387.000 orang.

Kepala Observatorium, Rami Abdel Rahman mengatakan jumlah kematian pada tahun 2020 terendah sejak perang dimulai dengan lebih dari 10.000 kematian. Pertempuran melambat tahun ini ketika gencatan senjata diadakan di barat laut Suriah dan pandemi Covid-19 menyerang.

Observatorium juga mendokumentasikan setidaknya 16.000 kematian di penjara dan pusat penahanan pemerintah sejak konflik meletus pada 2011 setelah penindasan brutal terhadap protes anti-rezim. Namun, jumlah kematian sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena perhitungannya tidak termasuk 88.000 orang yang diyakini telah meninggal karena penyiksaan di penjara rezim.

Dilansir Arab News, Senin (15/3), saat ini rezim Suriah menguasai lebih dari 60 persen wilayah Suriah setelah serangkaian kemenangan yang didukung Rusia melawan pemberontak sejak 2015. Di antara wilayah yang masih di luar jangkauannya adalah daerah Idlib di barat laut yang dikuasai Turki di sepanjang perbatasan utara dan bagian timur laut negara yang dikuasai oleh pasukan Kurdi yang didukung Amerika Serikat. Perang telah memaksa lebih dari setengah populasi negara meninggalkan rumah mereka. Sementara itu, sekitar 200.000 orang hilang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement