IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Ada hal tak biasa di lingkungan Rukun Warga (RW) 02 di Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara beberapa pekan terakhir. Hal itu karena warga di kawasan itu menghasilkan inisiatif berharga untuk meringankan dampak ekonomi yang timbul di kala pandemi COVID-19.
Pandemi COVID-19 dihadapi bersama-sama melalui pengadaan mesin layaknya Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk kebutuhan pokok berupa beras.Mereka menyebutkan simpel, ATM Beras. Pengadaan mesin ATM Beras dibeli memakai uang kas RW 02 yang berasal dari pemasukan wilayah yakni urunan setiap RT dan para donatur wilayah.
Adapun spesifikasi mesin dipilih yang terbuat dari besi anti karat (stainless steel), sehingga tidak berpengaruh terhadap kualitas beras yang disimpan di dalamnya.
Ketua RW 02 Abidin Yani mengatakan ide membeli mesin ATM Beras muncul ketika ada uang kas RW 02 sebesar Rp26 juta. "Kami rapat RW setiap tanggal 10, waktu itu muncul ide, bagaimana jika uang kas yang ada saat itu kami kembalikan lagi ke masyarakat. Supaya ada hasilnya begitu, kelihatan. Muncul ide memberikan beras," kata Abidin.
Tapi pemberian beras ke warga tersebut harus dilakukan tanpa menimbulkan kerumunan. Kalau diberikan begitu saja, pengurus RW khawatir akan menimbulkan kerumunan. "Agar lebih tertib, kami memutuskan membeli mesin ATM Beras," kata Abidin.
Sementara itu, Ketua RT 013/ RW 02 Amir mengatakan saat itu pengurus RT langsung mencari mesin ATM Beras sesuai spesifikasi yang diinginkan yang diputuskan dalam rapat RW. "Ketika itu kami cari, ketemu di pasar (marketplace), harganya Rp22 juta. Tapi kami kemudian survei, ketemu langsung ke pembuatnya di kawasan Cikarang, Jababeka. Alhamdulillah, lebih murah karena dikasih potongan harga, katanya karena buat amal," kata Amir.
Alhasil, mesin ATM Beras itu didiskon Rp 4 juta, sehingga boleh ditebus pengurus RW 02 dengan harga Rp 18 juta. Pengurus RW 02 itu merasa pengeluaran tersebut cukup pas karena selain memiliki dampak yang besar untuk warga RW 02, mesin itu juga ada jaminan garansi seumur hidupnya dari pembuatnya. "Mesin digaransi seumur hidup dari pembuatnya," kata Amir.
Pengadaan beras
Langkah selanjutnya dari program ketahanan pangan warga tersebut adalah bagaimana cara mengadakan beras. Ketua RW 015/ RW 02 Kelurahan Cilincing Mat Sani mengatakan mekanisme pengadaan beras juga masih mengandalkan urunan RT dan dari donatur.
"Bagaimana dapat berasnya, kami urunan lagi per RT Rp50 ribu per bulan. Dan dari warga, siapa yang mau jadi donatur boleh ikut menyumbang beras," kata Sani.
Sani mengatakan pengumuman pembukaan donasi masih dilakukan dari mulut ke mulut. Belum melalui brosur dan sebagainya. Walau demikian, dari hasil urunan per RT, sudah terkumpul beras sebanyak 150 kilogram (kg) untuk mengisi mesin ATM Beras yang kapasitasnya mencapai 200 kilogram.
Ia mengakui beras 150 kilogram itu memang belum mencukupi kebutuhan warga di 15 RT yang ada di RW 02 yang mencapai 1.600 KK. Apalagi beras 150 kilogram itu harus dibagi rata kepada warga per RT.
Saat ini, ATM Beras baru bisa melayani 50 orang per bulan yang dipilih tiga orang dari setiap RT.
Adapun mekanisme pengambilan beras dalam sebulan dilakukan setiap dua pekan, masing-masing pekan, boleh diikuti oleh 25 orang dengan jatah per orang masing-masing tiga kilogram beras.
Pembagian beras secara perdana pun dilakukan pada Senin (15/3) yang lalu dengan menerapkan jaga jarak, memakai masker dan menyediakan sarana mencuci tangan. Adapun sasaran perdana program pembagian beras tersebut adalah para warga lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun yang masuk kategori kurang mampu.
Sani, Amir dan para Ketua RT yang lain secara sukarela membantu mendaftarkan lansia yang dianggap berhak menerima beras gratis tersebut. "Kami (Ketua RT) memilih 50 orang lansia yang dinilai kurang mampu, masing-masing kami berikan kartu bentuknya mirip kartu ATM. Tapi yang 25 orang kami isi saldo untuk satu kali pengambilan dan 25 lansia lainnya belum diisi saldo. Sehingga yang dapat mengambil beras itu pada Senin kemarin cuma 25 orang, masing-masing kebagian tiga kilo beras," kata Sani.
Adapun selain membagikan beras, pengurus RW 02 juga membagikan kantung kain yang bisa dipakai berulang-ulang. Mereka tidak membiarkan warga membawa kantung plastik untuk mengambil beras tersebut karena khawatir dengan dampak lingkungan.
Manfaatkan teknologi
Sani mengatakan pengisian saldo kartu ATM Beras tersebut memanfaatkan teknologi berbasis situs web dengan alamatnya www.atm-beras.com. Dalam rapat RW, Sani terpilih sebagai salah satu administrator yang dapat login di situs tersebut dan melakukan pengisian saldo setiap kartu.
Pengusaha jasa pencucian baju (laundry) itu terpilih karena kebetulan sering berada di rumah. Sehingga memudahkannya untuk memantau pelaksanaan pembagian beras yang berlangsung setiap dua pekan tersebut. Ketika saldo kartu yang belum terisi digunakan mengambil beras dari mesin ATM, kata Sani, layar yang terpasang di mesin akan menampilkan tulisan 'Saldo Habis'.
Jika demikian, maka dia akan langsung mengisikan saldo di kartu warga tersebut. Teknologi yang dimiliki mesin ATM Beras itu juga memudahkan pengurus RW memantau warga yang ingin berbuat curang, misalnya melakukan pengambilan beras lebih dari dua kali dalam sebulan.
"Itu (berbuat curang) akan langsung ketahuan, jadi teknologi ini memudahkan kami untuk mengecek warga yang sudah pernah mengambil dan yang belum. Tapi sampai saat ini belum ada (yang berbuat curang)," kata Sani.
Saat ini pengurus RW memiliki 100 kartu ATM dari bonus pembelian mesin ATM Beras. Adapun kartu yang sudah dibagikan kepada warga sebanyak 50 kartu.
Pandangan warga
Sementara, RW 02 baru memiliki satu mesin ATM yang memiliki kapasitas 200 kilogram. Namun satu mesin yang dimiliki itu diharapkan dapat menarik sekaligus membuka hati para donatur lain untuk membantu tumbuh kembang dan kelanjutan program ketahanan pangan warga tersebut.
Salah seorang warga yang menerima bantuan beras tersebut bernama Mada'i. Mada'i berusia 76 tahun, warga lanjut usia di RT 011/RW 02 yang sudah tidak memiliki pekerjaan.
Ia mengatakan ide inisiatif pengurus RW tersebut mengadakan ATM Beras sangat membantu memenuhi kebutuhannya sehari-hari. "Ya bermanfaat sekali karena kami enggak punya usaha. Saya lanjut usia sudah tidak punya pencaharian, makanya syukur sekali mendapat beras dari ATM itu. Syukur sekali," kata Mada'i.
Mada'i mengatakan saat pembagian beras, dia sudah memperoleh kartu di tangannya. Dia juga tidak perlu mengantre dan berkerumun, karena jadwal pembagian beras sudah ditentukan jamnya. "Ga ngantre, ada jamnya nanti tinggal datang sesuai jamnya. Waktu pengambilan ada pak Lurah (Cilincing) Sugiman juga," kata Mada'i.
Mada'i mengatakan jatah beras tiga kilogram sudah dimanfaatkannya berdua bersama istri. Ia mengaku selama ini jika tidak ada bantuan, mereka berjuang berdua saja.
Mada'i memang memiliki tiga orang anak, namun dia enggan meminta dari anaknya karena merasa tidak enak hati. "Anak sih ada, yang paling kecil dekat dari rumah cuma menganggur gara-gara motornya hilang. Yang pertama kerja di Kelurahan Rawa Badak (Koja, Jakarta Utara) sudah 20 tahun sebagai honorer. Yang kedua di Karawang, sebagai sekuriti. Gaji cukup untuk keluarganya saja, kami juga tidak mau berharap (dibantu). Tapi kalau dia sering kasih, kami terima," kata Mada'i.
Inisiatif warga RW 02 tersebut merupakan salah satu semangat gotong royong yang timbul dalam diri masyarakat di masa pandemi COVID-19. Tentu inisiatif tersebut patut diapresiasi oleh pemerintah dengan ikut memberikan bantuan modal, agar nantinya lebih banyak warga yang bisa merasakan manfaat dari program tersebut.