Kamis 18 Mar 2021 18:09 WIB

Pejuang Legendaris Islam Daghestan, Imam Shamil

Imam Shamil dikenal sebagai guru spiritual sekaligus politikus bijak.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Imam Shamil
Foto: Islam.ru
Imam Shamil

IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Selain memasuki Eropa, Islam juga memasuki wilayah Daghestan, Kaukasus Utara. Salah satu imam yang berpengaruh adalah Imam Shamil. Dia adalah guru spiritual sekaligus politikus bijak.  Banyak kas negara yang dihabiskan untuk kebutuhan pendidikan dengan membangun madrasah di setiap desa. Bisa dikatakan, hampir tidak ada yang buta huruf di antara pendaki gunung.

Sosok Imam Shamil sangat meneladani perilaku Nabi Muhammad. Dia tidak memiliki tujuan untuk memusnahkan kafir. Dalam buku berjudul al-Jihad fil Islam oleh Ramadhan Buti disebutkan tujuan sebenarnya dari jihad pesenjataan dia adalah melawan permusuhan. Imam Shamil mengatakan kepada murid-muridnya untuk tidak membunuh orang tua, wanita dan anak-anak, menebang pohon, membakar lading tanaman, dan berdamai dengan orang kafir.

Imam Shamil juga memperlakukan tawanannya dengan hormat. Bahkan, dia menghormati dan tidak memaksa mereka untuk memeluk Islam. Imam Shamil mengizinkan para narapidana beribadah sesuai dengan kepercayaanya sendiri. Karena sikap adil dan bijaksananya, beberapa orang terancam misalnya Jenderal tsar Rusia.

Sejarawan Turki, Albay Yashar menyebut tidak ada komandan sehebat Imam Shamil dalam sejarah dunia. Jika Napoleon adalah batu bara perang maka Imam Shamil adalah api. Para jenderal Rusia menganggap Imam Shamil sebagai si jenius perang. Mereka dikejutkan dengan taktik perangnya sehingga berhasil memenangkan perang tanpa sumber daya material, uang, senjata, dan kurangnya obat-obatan padahal jumlah pasukannya sedikit.

Ini dibuktikan melalui kekalahan Rusia dalam pertempuran Akhoulgo. Rusia kehilangan 33 ribu tentara sedangkan Imam Shamil kehilangan 300 murid. Untuk mengakhiri perang, Imam Shamil mendatangi pasukan tsar dan mengajukan perjanjian damai. Adapun isinya adalah Islam di Daghestan harus berkembang bebas, dilarang menyebarkan agama Kristen, patuhi standar moral yang tinggi, dilarang merekrut pendaki gunung menjadi tentara Rusia, dan dilarang mempromosikan konflik di antara masyarakat Daghestani. Semua syarat itu diakui dan dia berterima kasih kepada Allah.

Dilansir Islam.ru, Kamis (18/3), Imam Shamil juga mengembara ke Turki dan Madinah. Di Turki, ia diterima oleh Sultan Abdul Aziz. Dia menegur sultan karena mengingkari perjanjian bantuan keuangan. Sementara di Madinah, Imam mengunjungi Masjid Nabawi. Warga Madinah banyak mempelajari ilmu darinya. Imam Shamil meninggal pada tanggal 10 Dzulqa’da 1287 kalender Hijriah. Banyak orang datang untuk menshalati jenazahnya. Dia dimakamkan di pemakaman Baqiya di kota Madinah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement