IHRAM.CO.ID, WASHINGTON – Anggota “The Skuad” sukses mengambil alih Amerika Serikat dalam kongres. Mereka terdiri dari Alexandria Ocasio Cortez (Distrik New York), Ilhan Omar (Distrik Minnesota), Ayanna Pressley (Distrik Massachusetts), dan Rashida Tlaib (Distrik Michigan). Melihat situasi yang dipimpin oleh pemimpin muda, beberapa pakar politik bertanya-tanya, apakah gelombang progresif dari mereka akan terus ada?
Tiga tahun kemudian, muncul beberapa pemimpin muda lain, yakni Jamaal Bowman (Distrik New York) dan Cori Bush (Distrik Missouri). Anggota Dewan Pendidikan Distrik 73,5 Skokie School dari Partai Demokrat, Bushra Amiwala mengatakan dia sangat menyukai cara para pemimpin muda yang membawa diri mereka banyak ketenangan, keanggunan, dan ketahanan serta tidak membiarkan para pembenci mendekati mereka.
“Ada banyak hal negatif yang menghampiri mereka dan semua yang mereka lakukan sangat menginspirasi saya,” kata Amiwala dalam sebuah wawancara dengan Changing America.
Amiwala merupakan Muslim termuda pertama yang terjun dalam dunia politik. Dia tidak tumbuh dengan keinginannya menjadi presiden tapi menjalankan tugas magang atas kampanye Senator Republik Mark Kirk yang mendorongnya untuk melawan Larry Suffredin. Suffredin sudah menjabat selama 16 tahun dalam Dewan Komisaris Cook County di Illinois.
“Berapa kali saya dibawa ke kantor dengan seorang pria yang berkuasa dan menyuruh saya untuk keluar adalah hal yang tidak nyata bagi saya dan terjadi di komunitas kami,” ujar dia.
Sayangnya, dalam pemilihan melawan Suffredin, Amiwala kalah. Namun, Suffredin terus mendorongnya agar dia tetap mencoba. Lebih dari setahun kemudian, Amiwala menjadi Muslim pertama yang terpilih dalam dewan pendidikan di distriknya.
Dia juga masih bekerja penuh waktu sebagai Manajer Akun di Google dan menyeimbangkan kedua pekerjaannya di tengah pandemi virus korona. Amiwala merupakan mahasiswi dari Universitas DePaul yang dinobatkan sebagai salah satu wanita terbaik universitas di majalah Glamour pada 2018.
Kisah dan potensinya telah diangkat dalam film dokumenter jaringan televisi, Public Broadcasting Service (PBS) berjudul And She Could be Next dan serial tanpa naskah RUN The Series. Akan tetapi, Amiwala menyebut namanya cenderung tidak dikenal.
“Sebagai perempuan, kita cenderung direduksi dengan identitas kita, khususnya pakaian dan penampilan. Sebagai seorang Muslimah yang memakai jilbab yang direduksi berarti ketidakampuan orang untuk melihat di luar agama saya,” ucap dia.
Dilansir The Hill, Senin (22/3), banyak orang yang selalu memanggilnya remaja Muslim yang mencalonkan diri sementara orang-orang tidak tahu namanya. Namun, keyakinannya pada persoalan masyarakat tentang kemiskinan, kelaparan, tunawisma, kerawanan pangan, dan ketidaksetaraan pendidikan di komunitasnya menjadi masalah yang ingin ia tangani.
“Yang saya temukan setelah masuk dewan pendidikan, ada banyak pemeriksaan dan keseimbangan terbatas dan hampir menghalangi pekerjaan yang kami lakukan di tingkat lokal karena kebijakan federal dan negara bagian,” kata dia.
Amiwala berharap agar dia dapat berbuat lebih banyak untuk kemajuan kurikulum yang lebih adil di sekolah. Saat ini, Amiwala bertekad untuk memberikan pengaruh yang lebih besar.