IHRAM.CO.ID,PEKANBARU -- Pemerintah Provinsi Riau mendorong pengembangan ekowisata sebagai destinasi pariwisata luar ruang yang cocok untuk wisatawan saat pandemi COVID-19, salah satunya adalah Desa Wisata Rantau Langsat di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu).
"Desa wisata Rantau Langsat di Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Inhu memiliki potensi wisata yang bisa diminati banyak wisatawan. Seperti wisata alam, adat istiadat dan budaya, juga wisata minat khusus lainnya," kata Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) provinsi Riau, Roni Rakhmat di Pekanbaru, Selasa (23/3).
Pemerintah mulai menggerakkan kembali sektor pariwisata yang sempat terpuruk akibat pandemi COVID-19. Destinasi wisata alam menjadi salah satu yang bisa diandalkan dan Desa Rantau Langsat memiliki keunikan tersendiri salah satunya karena keberadaan suku adat Talang Mamak yang masih hidup secara tradisional.
Untuk menuju Desa Rantau Langsat, wisatawan bisa melalui jalur darat, yakni dari Kota Pekanbaru maupun dari Kota Jambi. Bagi wisatawan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat, aksesibilitas jalan menuju desa wisata ini sudah memadai.
Ia mengatakan Desa Rantau Langsat sedikitnya memiliki lima tembulun atau air terjun dalam bahasa setempat. Tembulun Pampunawan di Dusun Lemang, memiliki empat tingkat air terjun.
Di lokasi ini, hijaunya rimbunan pohon menjadikan kanopi tirai langit-langit yang bisa memanjakan mata memandang. Selain itu, ada juga Tembulun Membayang yang memiliki tujuh tingkat air terjun. Kemudian, ada juga Tembulun Siamang di dusun Siamang.
Selanjutnya, air terjun atau Tembulun Bengayoan di Dusun Bengayawan. Di objek wisata ini terdapat air terjun dua tingkat. Jika pagi hari, hembusan kabut datang menyelimuti. Asapnya bertiup ke arah permukaan air membuat lumut yang tumbuh di atas bebatuan basah.
Selain itu, juga ada Air terjun Sultan Lembayang di Dusun Datai. Penamaan Sultan Lembayang diambil dari cerita sejarah pada zaman kerajaan dahulu yang menjadi salah satu sosok sultan kebanggaan masyarakat Datai.
Selain objek wisata air terjun, wisatawan juga bisa menikmati wisata susur Sungai Batang Gansal. Pelancong diajak menyusuri sungai menuju hulu sungai, menggunakan perahu motor kapasitas tujuh orang penumpang.
Biaya sewanya mulai Rp500 ribu hingga Rp1 juta, tergantung jarak tempuhnya. Di sepanjang aliran sungai, pengunjung disuguhi lanskap hijau asri. Di tepiannya terlihat sejumlah batu yang memiliki cerita legenda. Pemandu wisata yang ikut mendampingi wisatawan, akan membantu menjelaskan cerita legenda batu-batu itu.
Tidak hanya batu legenda, ketika menyusuri sungai bila ada pengunjung yang memiliki nyali besar, pemandu wisata akan menawarkan wisatawan singgah naik ke darat untuk melihat gua harimau. Lokasinya berada di sekitar Dusun Pengayoman.
Kemudian, setelah menyusuri sungai sekitar 1 jam 30 menit. Pemandu wisata mengajak singgah para wisatawan di Dusun Bengayawan. Lokasi ini merupakan salah satu tempat yang dihuni oleh kelompok suku Talang Mamak.
"Di sini wisatawan bisa melihat bagaimana kehidupan asli suku Talang Mamak yang sangat bergantung dengan hutan alam. Mulai dari mencari getah damar, berkebun karet dan jernang, hingga aktifitas budidaya madu kelulut," katanya.
Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Pariwisata Dinas Pariwisata provinsi Riau, Ridho Adriansyah mengatakan, potensi yang dimiliki Desa Rantau Langsat harus dikelola secara baik agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Beberapa hal perlu dilakukan di desa wisata Rantau Langsat adalah kegiatan pembinaan agar bisa berdaya saing. Diantaranya, pembinaan pengelolaan destinasi, pembinaan pemandu wisata, pembinaan partisipasi masyarakat, pembinaan UMKM, serta penambahan perahu motor, toilet umum dan amenitas pariwisata lainnya.
Saat ini pemerintah melalui Kemenparekraf/Baparekraf menjadikan desa wisata sebagai terobosan pengembangan ekonomi. Berbagai dukungan anggaran dan kolaborasi unsur pentahelix (akademisi, pelaku usaha, komunitas, pemerintah, dan media) terus digenjot.