IHRAM.CO.ID, TUBAS -- Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh pesimistis terkait Pemilu Israel. Ia menilai Pemilu tersebut tidak memberikan prosepek perdamaian Palestina dan Israel.
"Agenda politik dari partai-partai pemenang dalam pemilihan Israel menunjukkan bahwa tidak akan ada mitra politik untuk Palestina dalam proses perdamaian," ujar Shtayyeh, dilansir Anadolu Agency, Kamis (25/3).
Menurut hasil awal yang diumumkan media Israel Selasa (23/3) malam, Partai Likud yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memenangkan 30 kursi di parlemen. Jajak pendapat menunjukkan bahwa kubu Netanyahu, yang terdiri dari Partai Likud dan sekutu, gagal memenangkan 61 kursi di Knesset yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan. Partai Likud hanya mampu mengamankan 59 kursi di Knesset.
Shtayyeh meminta komunitas internasional untuk menghentikan serangan Israel di atas tanah dan properti Palestina. Dia menegaskan, Palestina siap menjadi "mitra dalam proses perdamaian yang serius dan nyata".
Negosiasi antara Palestina dan Israel telah terhenti sejak April 2014. Negosiasi terhenti karena Israel menolak untuk membebaskan tahanan Palestina, menghentikan kegiatan pembangunan pemukiman ilegal di wilayah pendudukan, dan menerima perbatasan sebelum perang Juni 1967 sebagai dasar untuk solusi dua negara.
Laporan Thejerusalempost, sebanyak dua dari tiga jajak pendapat menunjukkan bahwa blok Likud, Shas, United Torah Yudaism (UTJ), dan Partai Zionis Religius menerima cukup dukungan bersama dengan Partai Yamina milik Naftali Bennett.
Netanyahu menyatakan di Twitter bahwa dia telah memenangkan kemenangan besar. Dia menelepon Naftali Bennett yang mengatakan kepadanya bahwa sedang menunggu hasil akhir.
Sumber di partai Likud mengatakan, Netanyahu akan mencoba membentuk pemerintahan secepat mungkin. Netanyahu juga memanggil para pemimpin lain di kamp politiknya dan meminta mereka untuk bergabung dengan pemerintah sayap kanan yang kuat.
Tingkat partisipasi pemilih hanya 67,2 persen, turun 4,3 persen sejak pemilu Maret lalu. Pada kesempatan itu, warga Israel yang memberikan suara mencapai 71,5 persen dan terendah dari empat pemilu dalam dua tahun terakhir.