IHRAM.CO.ID, DHAKA -- Warga negara Bangladesh dari desa Gajukata di bawah distrik Sylhet memulai pembangunan merenovasi Masjid dalam jarak 20 meter dari batas internasional. Ini merupakan pelanggaran terhadap Pedoman Perbatasan India-Bangladesh yang telah disepakati bersama.
"Untuk Otoritas Perbatasan -1975 di mana tidak ada konstruksi permanen yang diizinkan dalam jarak 150 yard di kedua sisi perbatasan internasional," kata juru bicara Border Security Force (BSF) dilansir dari Uni India pada Jumat (26/3).
Seorang juru bicara BSF Mizoram dan Cachar Frontier mengatakan daerah tersebut berada di seberang desa Lafasail di bawah distrik Karimganj di Assam. Awalnya kata dia, otoritas BSF telah mendekati BGB untuk menghentikan pekerjaan konstruksi di lokasi dan mereka setuju.
"Tetapi pada malam intervensi 20/21 Maret beberapa warga negara Bangladesh memulai pembangunan pekerjaan memasang lampu sorot bertenaga tinggi yang mengarah ke wilayah India untuk membutakan BSF dari mengamati pekerjaan dan gerakan mereka," kata juru bicara penjaga berbatasan itu.
Lebih lanjut, otoritas BSF mengatakan, bahwa mereka juga memainkan loudspeaker dengan volume penuh untuk meredam suara kegiatan konstruksi dari pekerjaan tersebut. Mereka melanjutkan pekerjaan konstruksi pada malam hari dengan mengabaikan semua permintaan dan protes dari pasukan BSF.
Semua kegiatan konstruksi ini dilakukan di balik layar plastik besar untuk menyembunyikan konstruksi dari pengamatan BSF dan layar poli lembaran tersebut setelah dilepas menunjukkan bahwa sebenarnya pembangunan ilegal tersebut sedang berlangsung.
Berkenaan dengan hal tersebut pada Selasa telah diadakan rapat Bendera tingkat Panglima Batalyon antara BSF dan BGB di ICP Sutarkandi. Dalam pertemuan bendera, Pejabat Komandan BGB setuju untuk menghentikan pembangunan atau perluasan situs lebih lanjut.
"Tidak ada ketegangan di perbatasan sepanjang waktu dan sekarang juga situasi di Perbatasan damai dan tenang," kata sumber BSF.