IHRAM.CO.ID, UMLUJ-- Angin kencang dan pasang surut menyebabkan kematian sejumlah lumba-lumba di wilayah Ras Al-Shabaan, 35 kilometer selatan Provinsi Umluj, Arab Saudi. Namun, puluhan lumba-lumba lain juga berhasil diselamatkan dan dikembalikan ke habitat aslinya di Laut Merah.
Para anggota Penjaga Perbatasan Arab Saudi dan Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian melakukan tugas penyelamatan itu. Ada juga sejumlah relawan yang turut berpartisipasi dalam operasi penyelamatan tersebut.
“Seorang pria dari desa melihat lumba-lumba di dekatnya dan melaporkan kejadian tersebut kepada kami, sekelompok 14 orang. Kami segera bergegas ke tempat itu,” kata salah satu penyelamat di Ras Al-Shabaan, Mohammed Nami Al-Hamdi dilansir dari Arab News, Jumat (26/3).
“Kami melihat lumba-lumba pada Rabu pukul 08.00. Dan kami dapat menyelamatkan sekitar 40, sementara tujuh lainnya mati karena mereka terlalu jauh dari kami,” tambahnya.
Dosen biologi kelautan Fakultas Ilmu Kelautan di King Abdul Aziz University (KAU) Lafi Saed Al-Sulami mengatakan peristiwa ini kemungkian terbesar adalah karena faktor alam. “Sejumlah lumba-lumba terdampar di pantai Gubernuran Umluj karena faktor alam, setelah permukaan laut akibat penurunan pasang surut, yang menyebabkan perairan dangkal dan mencegah lumba-lumba kembali ke laut,” katanya.
Adapun seorang spesialis pengelolaan perikanan laut, Al-Sulami mengatakan kematian beberapa lumba-lumba tersebut karena tubuh mereka tidak dapat menahan tekanan akibat terdampar. "Lumba-lumba mungkin terdampar di pantai karena mereka lari dari predator, atau saat mencari mangsa," ujarnya.
Al-Sulami menunjukkan apa yang terjadi di Umluj akan membutuhkan penyelidikan dan penelitian untuk menentukan alasan sebenarnya mengapa lumba-lumba itu terdampar. Berdasarkan foto yang dipublikasikan, lumba-lumba tersebut merupakan lumba-lumba pemintal, dengan panjang 129-235 sentimeter, berat antara 23-79 kilogram, dan merupakan mangsa hiu.
“Berbeda dengan hiu, lumba-lumba bersifat ramah manusia dan sejauh yang kami ketahui tidak pernah menunjukkan perilaku bermusuhan terhadap manusia, terutama di habitat tempat mereka makan dan berkembang biak,” ujarnya.
Ada sekitar 40 spesies lumba-lumba yang berbeda di seluruh dunia, delapan di antaranya dapat ditemukan di Laut Merah. Menurut asisten profesor yang berspesialisasi dalam budidaya dan budidaya ikan di departemen biologi kelautan KAU, Mamdouh Al-Harbi mengatakan lumba-lumba adalah hewan yang cerdas dan sosial.
Namun, mereka memiliki penglihatan yang buruk dan bergantung pada suara untuk menentukan arahnya. Kendati demikian, ilmuwan mencatat mereka memiliki otot yang kuat dan fleksibel yang membantu mereka berenang untuk jarak yang jauh.
“Lumba-lumba bergigi kasar dan hidung botol adalah spesies yang paling umum di Laut Merah. Mereka dibedakan dengan punggung hitam dan perut putih,” tambahnya.
https://www.arabnews.com/node/1832531/saudi-arabia