IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah Eko Hartono mengatakan, belum ada tanda-tanda Arab Saudi akan mencabut larangan masuk 20 negara ke Arab Saudi. Meski Kepala Urusan Dua Masjid Suci, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syekh Abdurahman al-Sudais mengumumkan rencana operasi di dua masjid suci.
"Saya belum melihat bahwa kebijakan tersebut akan mengarah pencabutan larangan masuk bagi mreka yang datang dari 20 negara," kata Eko Hartono saat dihubungi, Senin (29/3).
Eko Hartono mengatakan, terkait pengumuman Syekh Sudais untuk kegiatan selama Ramadhan itu, sebenarnya lebih untuk kesehatan dan keselamatan mereka yang akan tunaikan ibadah slama Ramadhan di kedua masjid tersebut. Misalnya untuk yang akan sholat, berbuka.
"Mereka harus tetap patuhi prokes tersebut, boleh bawa minum dan kurma untuk buka tapi tidak boleh berbagi makanan," katanya.
Jadi kata Eko, mereka yang ingin ikut kegiatan di Masjidil Haram juga diminta sedapat mungkin sudah vaksin. Jadi belum dapat dipastikan kegiata ibadah di Makkah itu dapat membuka kegiatan ibadah untuk negara lain.
"Karena kebijakan penundaan masuk itu harus dibahas antar kementerian," katanya.
Eko berharap kasus Covid-19 bisa berkurang, sehingga pada saat waktunya pelaksanaan ibadah haji bisa berjalan lancar. Dan Arab Saudi dapat mencabut larangan masuk terhadap 20 negara
"Meski demikian secara pribadi tentu saya berharap situasi covid akan terus membaik sehingga pelarangan masuk sementara segera dicabut," katanya.
Dilansir Arab News, Kepala Urusan Dua Masjid Suci, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syekh Abdurahman al-Sudais menyampaikan rencana operasi di dua masjid suci. Rencana tersebut melibatkan penerimaan semua jamaah yang sejalan dengan langkah-langkah kesehatan dan keselamatan.
Kegiatan tersebut kata Sudais tujuannya untuk memberikan pengalaman unik kepada Doyoof al-Rahman (tamu Allah) yang akan menggabungkan ritual dan pemeliharaan kesehatan. Karena masih pandemi, al-Sudais mendesak pengunjung dari dua masjid suci untuk mendapatkan vaksin Covid-19. Hal ini dilakukan agar memastikan keselamatan diri antara seorang pengunjung dengan pengunjung lain.
Dia menambahkan akan ada lima area yang tersedia untuk shalat di Masjidil Haram termasuk halaman timur dan area khusus bagi jamaah berkebutuhan khusus. Jamaah umrah juga dapat melakukan tawaf di lantai pertama sepanjang bulan.
Untuk pendingin air zamzam, tetap tidak tersedia. Namun, para petugas akan menyediakan 200 ribu botol air zamzam setiap hari. Bagi mereka yang ingin berbuka puasa di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi, diperbolehkan membawa air dan kurma untuk konsumsi pribadi. Pembagian makanan selama buka puasa tidak diperbolehkan.
Lebih lanjut, Sudais mengatakan tidak ada makanan yang diizinkan di dalam lingkungan atau halaman masjid. Akan tetapi, nantinya para petugas akan menyediakan makanan bagi para pengunjung yang berbuka puasa dan akan dibagikan secara individual.
Dengan bantuan hampir 10 ribu pekerja, dua masjid suci akan menampung jumlah jamaah sesuai rencana yang ditetapkan oleh pihak berwenang. Ini dilakukan untuk mencegah kepadatan yang berlebih. Saat ini sudah ada lebih 13 juta jamaah yang mengunjungi masjid setelah penangguhan shalat tujuh bulan dan umrah dicabut pada Oktober lalu.