Selasa 30 Mar 2021 12:05 WIB

Mandiri dengan Tempe Santri

Selain harganya yang murah, tempe santri ini dapat langsung dikonsumsi

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah santri membuat tempe di Pondok Pesantren Sirajussa
Foto:

Kiai Abdurrahman mengatakan produksi tempe santri merupakan salah satu program pesantren untuk memupuk kemandirian dan jiwa wirausaha santri.

"Tempe santri ini sebenarnya salah satu dari program kepesantrenan. Karena memang dasar dari pendidikan keilmuan kepesantrenan itu dimulai dari akhlak, disiplin sama mandiri. Kita mendidik anak-anak di luar program pengajiannya untuk menjadi orang-orang yang mandiri. Itu tujuannya supaya nanti di tengah-tengah masyarakat itu selain mereka juga tetap mengisi dakwahnya berjalan dengan baik, secara ekonomi mereka sudah tercover karena sudah punya keahlian-keahlian yang bisa diterapkan kepada masyarakat," kata kiai Abdurrahman kepada Republika,co.id pada Selasa (30/3).

Pesantren yang punya slogan Santri Mandiri Pesantren Berdaya itu juga punya produk unggulan lainnya yang juga dikelola oleh para santri. Yakni usaha madu murni yang diperoleh dari beberapa daerah sentra budidaya ternak lebah madu untuk selanjutnya dikemas oleh para santri Sirajusa'adah. Usaha madu murni itu pun sudah berjalan dua tahun. Pada awal pandemi di Indonesia, pasarnya sempat meroket sampai dapat menjual satu ton. Kini per bulannya santri Sirajusa'adah dapat menjual 600-700 Kilo per bulannya. Per satu kilo dijual harga Rp 150 ribu. Sedang untuk ukuran setengah kilo dengan harga Rp 75 ribu.

"Santri yang sudah dewasa yang mau terjun ke masyarakat harus punya keahlian. Salah satunya dengan produk yang sudah berjalan ini. Kedepannya kita sudah siapkan lagi air mineral yang akan jalankan," katanya.

Menurut kiai Abdurrahman dari program usaha yang dikelola para santri telah mendorong kemandirian perekonomian pesantren. Para santri yang terlibat dalam kegiatan usaha kini mampu membiayai kuliah secara mandiri. Bahkan mereka pun mampu mengirimkan uang yang diperoleh kepada orang tuanya. Sementara Pesantren Sirajusa'adah pun dapat menggratiskan biaya pesantren bagi para santri-santrinya terlebih bagi santri yatim piatu. Ada sekitar 60 persen santri dari total 150 santri yang memperoleh biaya pendidikan pesantren secara gratis. Sementara bagi santri dari keluarga mampu pun hanya dikenakan biaya sebesar Rp 500 ribu perbulan termasuk makan dan berbagai kegiatan.  

"Intinya kita ingin membantu masyarakat yang ingin mondok, nyantri terutama yatim dhuafa jadi jangan sampai gara-gara ngga punya uang terus enggak bisa mondok, makanya semua kita bantu.

Meski demikian para santri Sirajusa'adah tidak melupakan kewajiban pokok sebagai santri yakni menuntut ilmu agama. Karenanya jelas kiai Abdurrahman produksi tempe santri dan madu dilakukan pada saat waktu luang setelah mengaji. Segala aktivitas produksi akan dihentikan bila telah masuk waktu shalat berjamaah dan pembelajaran pesantren. Pesantren Sirajusaadah juga menyelenggarakan sekolah formal yakni SMP Sirajusa'adah dan SMK Cakra Nusantara Sirajusa'adah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement