IHRAM.CO.ID, TAIF—Sepanjang tahun, perawatan kebun dan pertanian mawar di Taif akan dimaksimalkan untuk menyambut musim semi. Di Saudi, terdapat dua jenis mawar merah muda yang paling dipuja dan sering digunakan di berbagai keperluan. Mawar itu memiliki kualitas aroma yang baik, standar budidaya dan harga yang tinggi.
Berbeda dengan mawar Madinah yang bermekaran sepanjang tahun, dan tumbuh dalam cuaca sejuk hingga hangat. Mawar Taif, juga dikenal sebagai mawar Jory atau Damaskus, adalah jenis mawar musiman yang hanya tumbuh selama bulan-bulan musim semi, 45 hingga 60 hari dalam cuaca dingin hingga gugur.
Jauh dari cuaca gurun yang panas, kota pegunungan yang terletak 1.800 meter di atas permukaan laut ini dikenal dengan iklimnya yang sejuk, dengan cuaca hujan yang sejuk di musim dingin dan musim semi, menjadikan Taif sebagai tempat ideal untuk menanam mawar. Selama dua bulan ke depan, petani di seluruh kota akan pergi ke kebun untuk memanen mawar yang mekar dan meletakkannya di karung yang dibasahi air agar tetap segar.
Pabrik Al-Kamal, salah satu pabrik mawar terkenal di Taif, didirikan pada 1831 dan merupakan yang tertua di Kerajaan. Terletak di Al-Hada, lingkungan kota yang terkenal dengan lingkungan alamnya yang mempesona. Khalid Al-Kamal, anggota generasi ketujuh perusahaan, mengatakan, “Ini adalah karier yang diwariskan dari ayah ke anak, dari satu generasi ke generasi lainnya, dan saya sangat bangga untuk memberi tahu Anda bahwa saya adalah generasi ketujuh yang mewarisi warisan ini. Bekerja di bidang pertanian mawar membutuhkan banyak kehalusan, karena kualitas bunga mawar dipengaruhi oleh tanah dan cuaca serta cara pembudidayaan.”
"Saya belajar dari nenek moyang saya, dan sekarang ketiga putra saya mengelola pabrik bersama dengan sejumlah pekerja, beberapa di antaranya adalah orang Saudi,” sambungnya.
Setiap mawar merah muda membutuhkan waktu 10 hari untuk mekar sepenuhnya, untuk selanjutnya petani memanen dan memetik mawar secara manual di pagi hari sebelum matahari terbit. “Kami memiliki 900 perkebunan mawar di sekitar kota Taif, masing-masing lebarnya sekitar 5.000 meter, menghasilkan sekitar 30 juta mawar selama musimnya,” kata Al-Kamal yang dikutip di Arab News, Ahad (4/4).
Saat menanam, menimbang dan mengolah, Al-Kamal secara pribadi mengawasi hasil panen, menjelaskan bahwa tahapan utama penghitungan dan penimbangan hasil panen perlu dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan proses berjalan sebagaimana mestinya. Setiap puncak musim panen pabrik ini dapat menghasilkan 1,2 juta mawar per harinya, kata Al-Kamal.
Pabrik ini memiliki tiga lini produk utama yang terbuat dari mawar Taif, termasuk air mawar intens yang digunakan untuk keperluan medis dan kosmetik yang terbuat dari 35.000 mawar, air mawar biasa yang digunakan dalam makanan dan minuman, terbuat dari 20.000 mawar, dan air mawar olahan yang menghasilkan minyak mawar sebagai parfum mewah, terbuat dari 45.000 mawar.
Ketiganya dikembangkan untuk berbagai formula lain untuk menghasilkan lebih dari 70 produk yang terbuat dari ekstrak mawar merah muda. Di dalam pabrik, terdapat lima pot kuningan berdiri berdampingan di sebuah ruangan kecil yang berasal dari saat pabrik pertama kali didirikan.
“Nenek moyang saya dulu mengandalkan ruangan ini sebagai ruang produksi, dan hanya mengandalkan panci untuk memasak dengan tungku kayu, memerlukan waktu selama berhari-hari. Namun, setelah beberapa generasi, pabrik diperluas dan membeli 120 panci tambahan dengan oven gas. Semua oven kayu tua disimpan sebagai pengingat,” kata dia.
Untuk menyiapkan produk, karung berisi ribuan mawar dituangkan ke dalam pot tembaga berukuran 90 liter, yang kemudian ditutup rapat selama 9-12 jam proses distilasi, setelah itu ekstrak minyak wangi dapat ditemukan mengambang di permukaan air mawar yang intens.
Dibutuhkan 45.000 mawar untuk membuat ekstrak berharga ini, dituangkan ke dalam botol berukuran 12ml. Aromanya memiliki aroma jeruk dan bunga, dan harga botol mulai dari $ 400-450 (Rp. 5-6,5 juta) tergantung musim. Setiap musim berbeda dalam hal produksi, tetapi tahun 2020 adalah tahun yang sulit bagi pabrik, menurut Al-Kamal.
“Kami tidak bisa memanfaatkan hasil panen dengan baik tahun lalu, tapi kami memiliki harapan besar bahwa semuanya akan kembali normal tahun ini dengan Program Festival Mawar Taif siap,” katanya.
Meskipun mengalami kemunduran, pabrik tersebut memiliki silsilah yang kaya, dengan sejarah berurusan dengan elit Kerajaan, dari lembaga keagamaan hingga anggota keluarga kerajaan seperti Pangeran Turki Al-Faisal dan Pangeran Khalid Al-Faisal.
“Kakek saya dulu menerima surat dari Raja Saud (memintanya) untuk mengumpulkan wewangian dari pabrik kami untuk dikirim ke Makkah,” kata Al-Kamal.
“Kami juga menerima permintaan dari Presidensi Umum Masjidil Haram dan Masjid Nabawi untuk mengirimkan 90 liter air mawar pekat, yang disebut 'Al-Aroos' (pengantin wanita), dan 50 botol parfum besar, untuk mencuci Ka'bah setiap tahun,” sambungnya.