IHRAM.CO.ID, JEDDAH—Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, dalam sebuah penyataan Senin (5/4), mengatakan bahwa hanya jamaah yang telah divaksinasi Covid-19 atau yang telah pulih dari virus corona saja yang diizinkan masuk ke Masjidil Haram di Mekkah, menyusul dibolehkannya umroh dan ziarah terbatas ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selama Ramadhan, mulai pekan depan.
Izin akan diberikan kepada calon jamaah yang telah menerima dua suntikan vaksinasi. Begitu juga yang telah menerima dosis pertama setidaknya 14 hari sebelum kunjungan mereka ke Madinah dan Makkah, begitu juga dengan jamaah yang telah dinyatakan sembuh dari infeksi.
Status vaksinasi setiap orang harus terdaftar di aplikasi COVID-19 Arab Saudi, Tawakkalna. Aplikasi yang telah diluncurkan sejak tahun lalu itu berfungsi membantu melacak infeksi virus corona. Mereka yang ingin mengunjungi dua masjid atau melakukan umrah harus mendaftar melalui aplikasi Tawakkalna dan aplikasi Umrah Eatmarna.
Pendaftaran akan diakomodasi sesuai dengan ruang dan ketersediaan kedua masjid dan sesuai dengan batasan kesehatan. Aplikasi Tawakkalna dan Eatmarna adalah satu-satunya platform yang tersedia untuk mengeluarkan izin asli, dan kementerian memperingatkan publik agar tidak menggunakan situs web dan formulir aplikasi palsu.
Hampir 10.000 pekerja Masjidil Haram telah diinokulasi sebagai bagian dari rencana operasional Ramadhan. Halaman di sekitar Ka'bah dan lantai pertama akan diperuntukkan bagi peziarah yang melakukan Tawaf saja. Sedangkan lima area akan disediakan untuk sholat di Masjidil Haram, termasuk halaman timur.
Lebih dari 13 juta jamaah telah mengunjungi masjid sejak shalat tujuh bulan lalu, sejak penangguhan umrah dicabut Oktober lalu. Di Mesir, pejabat kesehatan memperingatkan bahwa Ramadhan akan bertepatan dengan gelombang ketiga infeksi COVID-19.
"Awal gelombang ketiga tergantung pada komitmen warga untuk tindakan pencegahan, memakai masker wajah dan mengikuti aturan jarak sosial," kata Noha Assem, penasihat menteri kesehatan Mesir yang dikutip di Arab News, Selasa (6/4).
Bulan Ramadhan dan pertemuan keluarga selama buka puasa mungkin akan menyebabkan peningkatan signifikan dalam kasus virus korona yang tercatat setiap hari, katanya.