IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan Indonesia kehilangan jatah 10 juta dosis vaksin gratis yang seharusnya disuplai oleh Aliansi Vaksin Global (GAVI/Covax Facility).
Menurut Menteri Budi, suplai vaksin terkendala keputusan India mengembargo vaksin yang diproduksi di negara itu karena mengalami lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri.
Padahal menurut rencana, vaksin ini akan tiba di Indonesia secara bertahap hingga Mei mendatang.
“Kita seharusnya mendapatkan 11,7 juta dosis. Tapi sekarang hanya dapat sekitar 1,3 juta kemudian sisanya berhenti."
"April ini akan sangat sulit, karena jumlah vaksin sedikit,” kata Menteri Budi dalam diskusi virtual, Selasa.
Menurut dia, pemerintah akan memprioritaskan penduduk lanjut usia sebagai penerima vaksin karena keterbatasan ini.
Kementerian Kesehatan mencatat jumlah lansia yang terpapar Covid-19 di Indonesia hanya 10 persen dari total kasus, namun tingkat kematian mencapai 50 persen.
“Kemungkinan meninggalnya lansia itu lima sampai enam kali lebih tinggi daripada ketika yang terinfeksi yang muda. Itu kenapa kita fokus ke lansia dulu,” ujar Menteri Budi.
Sejauh ini, sebanyak 8,9 juta orang telah menerima suntikan vaksin dosis pertama dan 4,3 juta di antaranya telah menerima dosis kedua.
Indonesia sejauh ini telah menerima 53,5 juta dosis vaksin, terdiri dari 1,1 juta dosis produksi AstraZeneca dari Covax Facility, selebihnya merupakan vaksin produksi perusahaan farmasi China, Sinovac.
Indonesia menargetkan sebanyak 181,5 juta penduduknya sebagai penerima vaksin untuk bisa mencapai kekebalan komunitas (herd immunity).