JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan ada sekitar 27 juta masyarakat yang akan nekat mudik Lebaran tahun ini meski ada larangan dari pemerintah untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
Tujuan mudik dari Jabodetabek paling banyak ke Jawa Tengah sebanyak 37 persen atau kurang lebih 12 juta.
Kemudian Jawa Barat 23 persen atau 6 juta dan Jawa Timur 16 persen.
“Pemerintah tetap tegas melarang mudik lebaran pada 6-17 Mei mendatang,” ujar Menteri Budi di Jakarta, Rabu.
Libur panjang dan mudik menurut dia sudah berkali-kali terbukti menjadi sebab lonjakan kasus aktif Covid-19.
Pada Januari lalu, selepas libur Natal dan Tahun Baru ada kenaikan tajam kasus kematian pada tenaga kesehatan sebanyak lebih dari 100 orang, ujar dia.
Apalagi saat ini, sejumlah negara-negara di Eropa dan Asia mengalami lonjakan kasus positif.
Untuk mengantisipasi lonjakan pemudik, pemerintah akan berkoordinasi dengan polisi melakukan penyekatan lebih dari 300 titik.
Pada jalur laut, pemerintah akan memberikan fasilitas bagi mereka yang dikecualikan dalam kebijakan larangan mudik sebagaimana ketentuan yang berlaku.
"Dengan demikian, layanan transportasi melalui jalur laut hanya diberikan secara terbatas," kata Menteri Budi.
Hal yang sama juga akan dilakukan pada layanan kereta api, Menteri Perhubungan mengatakan akan melakukan pengurangan layanan dan hanya akan mengoperasikan kereta luar biasa.
“Kita tegas melarang mudik dan kami juga mengimbau agar ibu yang berkeinginan mudik untuk tinggal di rumah saja," ujar dia.
Jika tanpa larangan menurut dia akan ada sekitar 81 juta pemudik yang pulang kampung, jumlah sangat besar dan membahayakan kesehatan masyarakat.