IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Tabuhan drum saling bersautan ketika waktu mendekati waktu sahur di Istanbul, Turki. Tradisi tersebuh sudah ada sejak masa Utsmaniyah.
Menariknya, tradisi tersebut sudah berjalan turun menurun dari satu generasi berlanjut ke generasi lainnya.
"Saya belajar dari ayah saya. Bagi kami, menabuh drum merupakan tradisi di keluarga. Sekarang saya menurunkannya kepada anak saya," ungkap Fakir Cigici, salah seorang penabuh drum pembangun sahur di Istanbul seperti dilansir, Daily Hurriyet, Jumat (16/4).
Saat ini, ada lebih 3.000 penambuh drum di Istanbul. Tak heran, jika suara tabuhan drum jelang sahur bakal santer terdengar. Bagi warga Istabul hal tersebut sangat membantu guna mempersiapkan sajian sahur.
Sejatinya tradisi ini tidak hanya di Istanbul saja, juga meluas ke seluruh Turki. Di Hatay, kota di Selatan Turki, memilik penabuh drum senior Talip Ister, 75 tahun. Sudah 20 tahun ia menabuh drum untuk membangunkan sahur di lingkungannya.
"Saya sangat bahagia, terima kasih Allah. Saya akan selalu melanjutkan menabuh drum di bulan suci," katanya.
Penabuh drum lainnya, Mahmet Marik, 63 tahun, juga masih menabuh drum di Denizli, selatan Turki. "Saya bangun jam dua pagi, lalu membawa drum. Itu pekerjaan saya. Ketika saya membangunkan sahur saudara-saudara saya, saya merasa bahagia," katanya.