Selasa 20 Apr 2021 13:47 WIB

Tajikistan: Tranformasi Pembangunan Hanya Demi Uang

Beberapa hal berkaitan dengan Rusia mulai dibatasi.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Dushanbe, Tajikistan
Foto:

Selamat datang Dushanbe yang ‘baru’

Dilansir Aljazirah, Selasa (20/4), transformasi kota bisa dikatakan mencerminkan pergeseran kekuatan geopolitik dan budaya di negara yang tidak lagi memandang Moskow dan Saint Petersburg sebagai panutan tapi memandang China dan negara-negara Teluk.

“Saya tidak tahu tentang dasar-dasar ideologis dari konstruksi ini tapi menurut saya salah satu motivasinya adalah uang. Mereka tidak peduli bagaimana tampilan barunya. Yang terpenting adalah membangunnya agar mendapat uang,” kata Jurnalis asal Dushanbe, Timur Temirkhanov(25 tahun).

Selama lima tahun terakhir, beberapa penduduk di distrik pusat Dushanbe telah mengalami pemindahan paksa dari rumah yang akan dibongkar dan dibangun kembali. Sementara beberapa penduduk lain harus bernegosiasi yang kesepakatan akhirnya tidak menguntungkan.

“Dalam 10 tahun, pusat kota akan sepenuhnya dibangun kembali dengan bangunan kaca baru, hotel, pusat bisnis, dan bangunan tua bersejarah akan dihancurkan sepenuhnya karena tidak mewakili nilai uang,” kata Temirkhanov.

Untuk memahami perubahan di kampung halamannya yang berkembang pesat, Kosimova beralih ke media sosial. Dia membuat proyek Youth in Dushanbe yang bertujuan untuk mendidik kaum muda tentang sejarah dan budaya Dushanbe. Sebagian besar karya Kosimova berfokus pada bangunan ikonik Soviet yang tersisa di kota itu, seperti Teater Lohuti biru-bubuk tahun 1929 sebagai teater pertama di Tajikistan Soviet dan Rumah Teh Rohat, bangunan tahun 1958.

“Pemuda di Dushanbe adalah cara saya untuk mengucapkan selamat tinggal pada kota yang mewarnai masa muda saya. Saya akan menyelesaikan proyek dan melestarikan kota,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement