Kamis 22 Apr 2021 13:40 WIB

Muslim Texas Dukung RUU tentang Hari Libur

RUU akan memudahkan pegawai negari untuk merayakan Idul Fitri dan Idul Adha.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Masjid di Texas, AS
Foto: VOA
Masjid di Texas, AS

IHRAM.CO.ID, AUSTIN – Akhir Ramadhan tahun 2019 lalu, pikiran Zohaib Qadri terpecah antara merencanakan agenda legislatif dan menyusun penelitian kebijakan atau menggunakan cuti untuk merayakan Idul Fitri di Houston bersama keluarga dan teman.

Akhirnya, dia memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya di Texas House. Dia telah memutuskan selain tuntutan pekerjaan, dia perlu menghemat waktu luangnya yang dibayar untuk kelas pascasarjana daring di Universitas Rice.

Rancangan Undang-Undang bipartisan yang diperkenalkan Texas House pada 20 Januari akan memudahkan pegawai negari seperti Qadri untuk merayakan Idul Fitri dan Idul Adha. RUU tersebut akan menetapkan dua hari libur sebagai hari libur karyawan opsional. Hari libur opsional itu termasuk Rosh Hashanah, Yom Kippur, Jumat Agung, dan Hari Cesar Chavez.

Komite Urusan Negara DPR dijadwalkan untuk mendengarkan kesaksian tentang RUU tersebut pada sidang Selasa. “Ini tentang mengakui dan menegaskan sesama warga Texas yang merayakan liburan ini,” kata Politisi Demokrat, Joe Moody yang mensponsori RUU, dilansir the Texas Tribune, Kamis (22/4).

 

Dia menambahkan sistem apa pun harus menegaskan dan mendukung orang untuk menjalankan ritual ibadahnya. Ketentuan ini tidak boleh hanya berlaku pada agama Kristen.

Direktur Eksekutif Emgage Texas, Nabila Mansoor mengatakan adanya RUU akan menunjukkan bahwa komunitas Muslim merupakan anggota terhormat di Texas. Politisi Muslim di Texas mengatakan RUU hari libur opsional akan menjadi langkah menuju representasi yang lebih besar dari komunitas mereka.

“Ini adalah langkah kecil dan perubahan yang terjadi di tingkat yang lebih tinggi. Ada banyak kebutuhan akan pendidikan dan kesadaran dalam hal agama,” kata Muslimah pertama, Sadaf Haq yang mencalonkan diri untuk Dewan Kota Frisco.

Direktur Administrasi Texas House, Aisha Zaman juga mendukung gagasan tersebut dengan mengatakan Idul Fitri sebagai hari libur opsional dapat membantu menghindari percakapan yang tidak nyaman bagi banyak orang. Ini merujuk pada Muslim yang harus menjelaskan kepada atasan mereka mengapa mereka membutuhkan hari libur Idul Fitri.

Warga Muslim Texas juga berupaya agar Idul Fitri dan Idul Adha diakui oleh kota dan dewan sekolah. Haq menyebut orang tua Muslim Frisco tidak senang ketika distrik sekolah menjadwalkan tes Penilaian Kesiapan Akademik State of Texas (STAAR) pada Idul Fitri. Mereka berharap RUU itu akan membawa lebih banyak kesadaran tentang hari libur keagamaan. Emgage berencana untuk memperbaiki konflik tersebut dengan bekerja agar Idul Fitri diakui oleh dewan sekolah dengan populasi siswa Muslim yang besar.

Moody mengharapkan sidang komite tentang RUU itu akan segera dijadwalkan dengan sedikit oposisi. RUU tersebut disponsori bersama oleh tiga Republik, yaitu Perwakilan Tom Oliverson dari Cypress, Jacey Jetton dari Richmond, dan Lacey Hull dari Houston.

Sementara itu, Zaman, satu-satunya Muslim di kantornya berencana untuk meminta izin dari kepala stafnya untuk menggunakan cuti demi merayakan Idul Fitri tahun ini di bulan Mei. Dia berharap bisa bersama keluarganya di Houston dan bertukar hadiah Idul Fitri dengan tiga adiknya. “Senang memperingati akhir Ramadhan bersama keluarga. Idul Fitri selalu menjadi bagian yang cukup besar dalam hidup saya,” kata Zaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement